Iseng - V

1.9K 317 35
                                    

Rasanya ingin mengubur diri dalam tumpukan es di benua Antartika saja. Kenapa bisa lelaki itu bisa mendapatinya lagi seolah sudah di pasangkan chip dalam tubuhnya saja, kalau begini akan sulit pulang sekolah dengan teman-temannya.

Antara kesal bercampur gugup ia melirik Sasuke yang fokus menyetir mobil mahalnya tersebut, melihat rahangnya mengeras mampu membuat nyali Sakura ciut, padahal ia berencana mengeluarkan protes serta beberapa atraksi gila agar Sasuke menurunkannya di tengah jalan. Membayangkan ia memperagakan topeng monyet agar Sasuke mengira dia benar-benar gila, itu adalah hal yang cukup creepy ia tahu dirinya memang gila karena menembak Uchiha Sasuke, tapi lebih gila lagi jika ia melakukan atraksi topeng monyet. Sayang diri kan cantik-cantik seperti ini dipikir gila, ya padahal memang.

"Kau lupa?"

Duhhh, Sakura paling anti dengan tatapan menusuk itu, lagipula tak perlu memperdebatkan masalah ia pulang sekolah dengan siapa. Semua orang sama, dan Sakura ingin memanfaatkan siapa saja agar bisa mengantarnya pulang tanpa biaya apapun, tapi ada pengecualian yaitu Sasuke, ia tak mungkin akan menyuruh lelaki berandal kelas penjahat itu untuk mengantarnya pulang. Lihat bahkan ada bekas luka di ujung bibirnya, dia pasti habis berkelahi.

"Yaa?" Berpura-pura tak mendengar adalah jalan ninjanya dikala Sasuke bertanya dengan tatapan dan nada ucapan seperti itu.

"Aku sudah bilang padamu pergi dan pulang sekolah bersamaku, apa kau lupa?" Dia menuntut penuh emosi yang sedang ditahan.

"Apa hakmu?"

Inilah Haruno Sakura, sepertinya harus ikut kursus mengemudi mulut agar bisa tahu kapan merem dan menancap gas mulutnya.

"Kau kekasihku, kau yang menembakku ku pikir kau tak lupa itu"

Napas gadis pink itu tertahan beberapa detik, ada rasa ingin komplain tapi tak bisa.

"Dan kau tak bisa memutuskan hubungan ini kecuali aku dan itu tak akan"

Kini kernyitan tergambar jelas di alis milik gadis tersebut, peraturan dari mana dan kapan itu dibuat kenapa begitu menuntut dan terdengar mengerikan, seolah ia akan dikurung dalam penjara bawah tanah yang gelap.

"Kenapa seperti itu?"

Sasuke tak langsung menjawab pertanyaannya, lelaki itu menoleh lalu mendekatkan wajahnya nyaris menyentuh bibir perawan Sakura yang masih alami dan belum terkontaminasi bibir liar diluar sana, hanya tabrakan di ujung hidung tapi tetap saja itu mampu membuat Sakura gugup setengah mati, dalam hati melafalkan doa karena takut dengan tatapan lelaki itu. Kenapa Sasuke semakin hari semakin mengerikan?

"Karena kau kekasihku" bisikannya terdengar lembut namun menyeramkan.

"Aku tak--" mungkin ia tak bisa lagi mengelak, apalagi saat bibir hangat dan lembut itu menyentuh permukaan bibirnya lalu semakin menyesepnya pelan namun penuh tuntutan menyadarkannya jika dirinya memanglah kekasih Sasuke, disaat-saat seperti ini ia merindukan umpatan serta saran Karin yang menuruhnya untuk sedikit menghilangkan sikap bar-barnya, lihat sekarang ia menjadi mangsa Uchiha tetsebut.

Matanya yang tadi sempat terpejam kini terbuka untuk melihat wajah tampan Sasuke, tatapan mereka bertemu menjeda ciuman pertama itu, saling menyalurkan rasa lewat tatapan tapi mereka bingung rasa apa inikah?

Sakura tersentak, Sasuke semakin menciumnya dalam tanpa jeda, ia baru sadar akan keperawanan bibirnya yang direnggut Sasuke. "hpmm"

Dan Sasuke melepaskan ciumannya saat ia melihat wajah Sakura mulai memerah. "Aku bisa melakukan lebih dari itu jika kau pulang dengan orang lain tanpa alasan jelas"

Alisnya terangkat, meski takut tapi ada rasa tertantang saat Sasuke mengancam, "melakukan lebih dari itu? Kau saja masih perjaka mana bisa melakukannya sebagai bentuk hukuman"

Iseng!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang