Sakura mendengus kesal mengingat kejadian beberapa hari lalu. jujur ia takut saat melihat kemarahan Sasuke kala itu, bahkan sampai hari ini pun ia masih menjaga jarak dengan lelaki tampan menyeramkan yang sayangnya adalah kekasihnya.
Meminta saran Karin pun, sahabat merahnya itu tak banyak membantu bahkan lebih ke mengejek dirinya. Entah mengapa mengingat tawa Karin membuat ia ingin melakukan amukan.
"Demi apa aku hanya iseng saja menembaknya, tidak didasari dengan niat lain yang malah membuatku terperangkap dalam hubungan konyol ini" Teriaknya pada sekumpulan burung yang sedang makan.
Burung-burung tersebut berhamburan dan terbang dengan kekapakan sayap cepat saat merasa terancam dengan keberadan Sakura yang seperti monster tidak makan tumbal 1 bulan lamanya.
"Orang yang melihatmu seperti itu mungkin akan menganggapmu gila" dia berbalik mencari ke asal suara, dan menemukan lelaki berambut pantat ayam memasang seringai mengejek. Demi apa, ia ingin mencakar wajah tersebut.
Sakura hanya merespon dengan tarikan napas lalu mendengus kasar, ia kembali menatap hamparan rumput halus yang tadi digunakan burung-burung untuk bersantai. Rumput sepertinya lebih menarik daripada wajah tampan lelaki itu.
"Kau mengacuhkanku?"
"Sudah Sakura anggap saja dia itu lembu" gumamnya dalam hati mempertahankan niat untuk tidak kembali menatap wajah Sasuke.
"Beberapa hari ini ku perhatikan kau menghidariku" Sasuke berujar dan selanjutnya Sakura merasakan lengan dingin lelaki itu melingkar di pinggangnya. Jika posisinya sedang berdiri ia mungkin saja akan langsung menepis dan berusaha untuk melarikan diri, tapi karena ia sedang duduk ditambah dengan Sasuke mengeratkan pelukannya, membuat ia tak bisa leluasa untuk bergerak lebih.
"Hmm"
"Apa karena aku membentakmu hingga kau marah padaku?" Sasuke bertanya dan Sakura tak mengeluarkan jawaban apapun selain gadis itu sibuk memperhatikan sepatunya. "Beberapa hari ini kau sengaja menyuruh ayahmu menjemputmu kan?"
Dia melirik malas, Sasuke akan semakin banyak tanya jika ia terus diam. "kalau sudah tahu aku marah kenapa terus bertanya bukannya mengakui kesalahan?"
"Memangnya aku salah apa?" tanya Sasuke tak lupa memberikan kecupan singkat di pipi kekasihnya.
"Salahmu banyak dan salah satunya karena kau terus memaksaku menjadi kekasihmu"
"Sudah ku bilang jangan bahas masalah itu lagi"
Kali ini Sakiura tak lagi bersuara, wajah Sasuke yang tadi terlihat ada senyum berubah datar dan dibarengi hawa-hawa suram. Sepertinya ia mengatakan hal yang salah walau nyatanya ia memang tidak berencana menyinggung perasaan lelaki tersebut.
Keduanya kini terdiam membisu, Sasuke bahkan melepaskan pelukan di pinggangnya, dan memilih menatap lurus ke depan. Seperti halnya lelaki tersebut Sakura juga nampak diam walau dalam hati bertanya-tanya alasan keterdiaman lelaki di sampingnya ini.
"Kau tahu" Sakura menoleh cepat karena rasa penasarannya dengan nada bicara Sasuke. "Aku tidak suka menjalin hubungan dengan orang lain apalagi seorang perempuan, mereka sangat berisik dan begitu membuat sakit kepala"
"Lalu kenapa terus menahanku?"
"Kau berbeda, meski berisik tapi aku merasa nyaman saat berada di dekatmu"
"Tapi jujur saja" Sakura menatapnya tepat di mata jelang beberapa detik sebelum mengalihkan tatapannya ke tempat lain. "Aku tidak mecintaimu"
"Kau bisa mengatakannya dengan belum mencintaiku, karena aku akan membuatmu mecintaiku" Ujar Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iseng!
Fiksi PenggemarNamanya juga iseng. Suatu perbuatan yang dilakukan tanpa mengharapakan apakah itu akan berdampak baik buruk untuknya atau tidak. Dan ya, ia dengan bodohnya melakukan keisengan tersebut. Menembak seorang Uchiha Sasuke, siswa berandalan yang terkenal...