Sasuke sengaja seharian ini tidak menemui kekasih pinknya, ada alasan mengapa ia melakukan hal tersebut, tapi gadis itu sama sekali tidak tahu makanya saja dia menyerang dengan puluhan telepon serta pesan. Ia tidak lupa jika Sakura sudah mencintainya, tunggu memikirkan itu malah membuatnya tersenyum sendiri seperti remaja puber.
Menggelengkan kepalanya, ia menaruh ponsel ke dalam saku setelah mematikan benda tersebut. Jelas tahu Sakura akan mengomel saat ia mengangkat telepon tersebut, jadi cara yang tepat dengan tidak mengangkatnya biarkan saja Sakura mengomel langsung di hadapan daripada harus melalui telepon, omelan yang ia dapatkan akan dua kali lipat nantinya.
"Sasuke ayo"
Suara panggilan Naruto terdengar, ia berbalik menatap teman-temannya yang sudah siap sedia dengan alat tempur mereka.
Tanpa ditanya lebih detail sudah tahu tujuan anak-anak muda tersebut, mereka akan pergi berkelahi melawan sekolah sebelah yang memukul teman mereka, Kiba dan bahkan yang ia dengar musuh mereka menghina kekasihnya, benar-benar membuat Sasuke naik pitam. Padahal di antara mereka sudah damai namun malah melanggar aturan yang sudah disepakati.
"Kita pergi" ucapnya dingin, wajah yang biasanya menatap Sakura penuh lembut kini hilang entah kemana. Menampakkan wajah kejam dari seorang Uchiha Sasuke, jika sudah seperti ini tidak ada yang berani menghentikan lelaki itu. Bahkan guru sekalipun, itu tidak akan mempan.
Mereka berseru keras dan naik ke motor masing-masing, lalu melaju menuju tempat tujuan yang memang tidak terlalu jauh dari sekolah mereka.
Sepertinya ini akan menyenangkan karena sudah lama ia tidak berkelahi, kata lainnya mengumpulkan ilmu. Bahkan kekasihnya sampai percaya jika ia melakukan hal tersebut. Padahal maksud yang terkandung adalah, ia bisa memperkuat diri dengan banyak berkelahi karena banyaknya orang yang ia lawan, apalagi banyak musuh yang tahu bela diri jadi ia banyak belajar dari situ, cara melawan mereka.
Tidak membutuhkan banyak waktu untuk mereka sampai ke tujuan. Bahkan lawan mereka sudah berkumpul lebih dulu disitu.
Sasuke turun dari motornya, membuka helm dan mengacak-acak rambut seperti gambaran lelaki keren pada umumnya. Ia menatap satu persatu lawan mereka yang lumayan banyak, lalu berakhir pada ketua mereka, Deidara.
Ia menyeringai mengejek pada lelaki pirang itu, "sampah ini yang kau bawah untuk melawanku?"
"Sialan kau Sasuke, sampah itu mungkin gadis pinkmu itu" dia maju dan mencengkeram kerah seragam Sasuke. Sontak membuat Naruto dan lainnya maju, namun Sasuke memberikan kode dengan tangan sebelum ia menepis tangan Deidara.
"Kalian mundur" ucapnya pada Naruto, "biar aku yang bereskan mereka semua"
Naruto dan kawan-kawannya yang lain tidak berani membantah apalagi Sasuke mengucapkannya dengan nada tertahan, yang jelas ia tahu jika lelaki itu sedang menahan amarahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semua lawan berjatuhan di tangan Sasuke, tanpa ada bantuan dari teman-teman lelaki itu. Mereka tidak meragukan lagi tenaga Sasuke, lelaki itu terkenal ganas dan seram saat memukul lawannya.
Kini hanya tersisa Deidara yang masih berdiri di depan Sasuke, meski wajahnya terdapat noda darah dan terlihat ngos-ngosan, dia masih berusaha untuk melawan Sasuke, yang nyatanya wajahnya tidak tersentuh pukulan apapun, ketimbang darah dan lebam wajah pria itu hanya dibanjiri oleh keringat seperti baru saja melakukan olahraga ketimbang berkelahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iseng!
FanfictionNamanya juga iseng. Suatu perbuatan yang dilakukan tanpa mengharapakan apakah itu akan berdampak baik buruk untuknya atau tidak. Dan ya, ia dengan bodohnya melakukan keisengan tersebut. Menembak seorang Uchiha Sasuke, siswa berandalan yang terkenal...