Dengusan kesal terdengar dari mulut gadis pink itu, sambil sesekali memperhatikan keadaan sekitar ia berjalan penuh hati-hati menuju belakang sekolah. Harusnya rencana bolosnya berjalan lancar namun karena ulah Karin yang mengadu pada Iruke sensei membuat dirinya harus sepuluh kali memutar ide agar diberikan izin ke toilet. Setelah ini jangan lupa ingatkan dirinya untuk membotaki rambut merah milik Karin.
Pelajaran penuh angka serta rumus itu sungguh membuatnya sakit kepala dan lebih sakit kepala lagi saat Iruka sensei dengan sengaja menyuruhnya menyelesaikan soal di papan tulis, apakah dirinya ini seorang jenius hingga harus menjawab soal penuh lika-liku tersebut? Tentu tidak bukan. Jadilah sekarang ia memilih membolos di jam pelajaran tersebut. Mungkin ia bisa pergi ke kedai kecil yang berada di samping sekolah sambil memakan beberapa cemilan yang bisa mengembalikan moodnya menjadi lebih baik.
"Aku malas jika harus memanjat tangga ini, tapi tak ada pilihan lain" gerutuannya terdengar sambil mengatur posisi tangga agar tidak tergoyang saat akan dinaikinya.
"Kemana?"
Hampir saja Sakura terpeleset saat kakinya baru menapaki 1 anak tangga, dengan kesal dia berbalik menatap datar pada lelaki yang biasanya memakai tatapan tersebut, "kau membuatku terkejut"
"Kemana?" bukannya menanggapi ucapan kesal Sakura, lelaki itu kembali bertanya dengan nada penasaran. Bajunya yang terlihat berantakan tak lupa rambut pantat ayamnya berhambur tak beraturan. Sakura tentu bisa menebaknyan, kekasihnya ini baru saja bangun tidur.
"Jalan-jalan"
"Haruskah dengan menaiki tangga?"
"Tentu saja tak mungkin aku harus terbang" jawabnya asal, sekarang mulut ceplosnya mulai menjadi tak pandang bulu jika awalnya masih terkontrol karena takut Sasuke akan melakukan amukan padanya yang nyatanya tidak, dan malah membuatnya memperlakukan lelaki itu seperti caranya berbicara pada orang lain.
"Kau bisa lewat gerbang depan sekolah ada juga gerbang belakang"
"Itu bukan bolos namanya Sasuke" gumam Sakura antara kesal dan ingin menjitak kepala lelaki tampan itu.
"Tak boleh menaiki tangga kau akan jatuh" Sasuke menarik tangan gadis itu tanpa perlu meminta persetujuan, "lebih baik ikut aku saja"
Walaupun ia keheranan dan ingin sekali menyentak tangan lelaki itu, tapi Sakura bisa apa jika Sasuke sudah menarik tangannya seperti, lagipula ia cukup takut membantah ataupun melawan Sasuke, lelaki itu memiliki dominan yang kuat dengan tatapan saja mampu membuatnya tak berkutik.
Cukup terkejut melihat Sasuke membawanya ke dalam gedung lama yang sudah tak digunakan, sepertinya ini menjadi basecamp mereka. Ditebak saat memasuki ruangan itu ia bisa melihat beberapa teman lelaki itu tengah asik bermain kartu. Mereka membolos di jam pelajaran, ada juga beberapa perempuan. Sakura pernah melihatnya beberapa kali.
"Oh Sasuke kau kembali bersama kekasih barumu, eh"
Sakura menoleh ke samping saat suara Naruto terdengar menggoda, dan ia segera menyapa.
"Sakura sepertinya kau harus berkenalan dengan beberapa teman perempuan kita" kali ini Naruto mendekatinya dan menuntunnya mendekati empat orang gadis yang menatapnya antusias. Ia pikir akan dihadiahi tatapan sinis namun sebaliknya, oh tidak Sakura melupakan gadis yang berada di ujung berambut pirang dan berponi, sepertinya dia tak menyukai keberadaannya disini.
"Perkenalkan namaku Sakura" sebenarnya dia terlalu malas untuk basa-basi disini, tujuannya tadi bolos pelajaran dan pergi cari cemilan yang enak di luar sekolah.
"Salam kenal Sakura, aku Ino" gadis itu yang terlihat paling ramah, "di sebelahku Hinata, yang bercepol dua itu Tenten dan disana ada Matsuri" jelasnya memperkenalkan teman-temannya satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iseng!
FanfictionNamanya juga iseng. Suatu perbuatan yang dilakukan tanpa mengharapakan apakah itu akan berdampak baik buruk untuknya atau tidak. Dan ya, ia dengan bodohnya melakukan keisengan tersebut. Menembak seorang Uchiha Sasuke, siswa berandalan yang terkenal...