3. Tekad

117 28 15
                                    

enjoy reading...

°°°
Dari sekian banyak pejaran yang di ajarkan di sekolah, Jaehyun paling benci dengan pelajaran fisika, kimia, apalagi matematika. Nggak tau kenapa cowo ber-dimple satu ini seperti memiliki alergi akut terhadap tiga pelajaran tersebut. 

Sebenarnya bukan cuma tiga pelajaran itu saja, tapi nyaris semua mata pelajaran di sekolah tidak Jaehyun sukai. Garis bawahi, ya. 'Nyaris' bukan berarti menangkup semua, karena ia hanya menyukai dua mata pelajaran yaitu : Seni budaya dan Olahraga.

Sisanya bagaikan musuh bebuyutan bagi Jaehyun.

Padahal dia tergolong siswa pintar  di kelas karena selalu masuk sepuluh besar di kelas dan dua puluh besar di seluruh angkatan kelas dua belas. Tapi sayang, karena sifatnya yang super duper malas itu membuatnya sulit berkembang.

Contohnya seperti sekarang, disaat pelajaran fisika akan dimulai cowo jangkung itu malah melenggang pergi entah kemana. Niatnya ingin pergi ke rooftop untuk menghindari pelajaran fisika, tapi saat melewati perpustakaan rencana nya berubah.

Jaehyun berputar haluan dan masuk ke dalam perpustakaan. Setelah mandapatkan akses masuk kesana, Jaehyun langsung mengambil kursi bagian paling pojok, tepat di bawah Ac. Posisi yang benar-benar nikmat untuk menidurkan mata sebentar.  Ia menidurkan kepalanya diatas tumpukan tangan dan mulai terlelap. 

Tak terasa sudah hampir satu jam Jaehyun tertidur di perpustakaan. Cowo itu mengangkat tangan nya ke atas, merenggangkan otot tubuhnya yang kaku saat mendengar suara gaduh dari arah belakangnya. Tepat setelah itu Jaehyun dibuat terkejut dengan seseorang yang tiba-tiba saja duduk diatas pangkuan nya. 

Sumpah. Ini Jaehyun baru bangun tidur lho! Kenapa udah di suguhin beginian? Apalagi posisi mereka terbilang cukup intim. Tolong ingatkan Jaehyun kalo sekarang dia masih berada di lingkungan sekolah. 

Beberapa detik Jaehyun dan siswa itu saling pandang, dan saat itu juga Jaehyun menyadari bahwa siswa yang sekarang duduk di atas pangkuan nya adalah cewek yang sempat ia temui di halte kamarin. Dan ... dia juga yang memberikan nya sapu tangan. 

"Ehh?" Kedua alis Jaehyun terangkat saat merasakan pahanya mulai terasa keram. "Lo bisa bangun nggak? Paha gue sakit nih," katanya membuyarkan lamunan Eunha. Segera gadis itu beranjak dari posisnya dan membenarkan seragamnya yang sedikit berantakan. 

"Duh, Na sory gue nggak sengaja tadi sumpah. Sory ya, lo nggak apa-apa kan?" Suara Jihyo membuat Eunha maupun Jaehyun kompak menoleh ke arahnya. Jihyo meringis tak enak. "Gue nggak liat kalo ada lo tadi."

Eunha membuang napas kasar, "Lain kali kalo jalan liat-liat," balasnya terlampau dingin. Jihyo mengangguk beberapa kali lalu memutuskan untuk segera pergi. Cewe itu tidak ingin berurusan lebih panjang dengan Eunha. 

Selepas kepergian Jihyo Eunha pun memutuskan untuk langsung pergi kerena pekerjaan nya sudah selesai. Tapi saat ia berbalik badan, Eunha merasa seseorang menahan pergelangan tangannya.

Sontak Eunha menoleh cepat dan menatap tajam sang pelaku yang tak lain adalah Jaehyun. "Lepas," ucapnya dingin dengan sorot tajam.

Jaehyun tersenyum canggung lalu langsung melepaskan tangan nya. "Hehehe sory." Cowo itu tertawa garing. Semantara Eunha hanya menatap dengan pandangan penuh tanya.

Eunha tuh sama sekali nggak kenal sama cowo itu, tapi wajahnya seperti tidak asing.

"Emm gue Jaehyun, anak kelas IPA 2. Kita pernah ketemu dua kali kalo lupa. Pertama di koridor sekolah, terus waktu itu pas di halte bus. Inget nggak lu?"

Dahi Eunha mengernyit bingung, ia coba mengingat wajah cowo di depan nya. "Inget. Terus?"

Di tatap seperti itu oleh Eunha, Jaehyun jadi salting sendiri. Sialan! Jantungnya masih suka nggak terkontrol kalau deket sama cewe itu.

"Gue mau balikin sesuatu ke lo." Jaehyun merogoh saku seragam nya dan mengeluarkan jepit rambut berbentuk bintang milik Eunha yang tersangkut di jaketnya kemarin. "Nih, kemaren mau gue balikin langsung tapi lo nya langsung ngibrit," katanya memberikan benda tersebut.

Eunha sempat ragu untuk mengambil benda tersebut, takut kalau cowo itu cuma mau modus. Tapi kalau di liat-liat jepitan itu sama persis seperti miliknya.

"Hmm." Eunha mengambil jepitan tersebut dari tangan Jaehyun kemudian langsung pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Jaehyun menatap kepergian Eunha dengan tatapan yang sulit di artikan. Cowo itu mengangkat satu sudut bibirnya. Rasa penasaran nya untuk mengenal lebih jauh tentang Eunha semakin melambung.

Ia sudah bertekad untuk mencari tahu semua tentang cewe itu.

°°°

Eunha melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas. Sebelum ke kantin ia ingin mengambil botol minumnya terlebih dahulu yang tertinggal di dalam kelas. Saat masuk ke dalam, ia melihat Jungkook dan Eunseo sedang duduk berduaan di pojok kelas.

Eunha sempat terkejut, namun ia segera memasang ekspresi datar dan mengabaikan keberadaan mereka.

"Eh, Eunha, udah selesai ngerjain hukaman dari Miss. Sandra?" Eunseo merupakan orang pertama yang menyadari keberadaan Eunha pun bersuara.

"Bukan urusan lo," sahut Eunha dingin. Tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya.

"Eunseo cuma nanya, Na. Ketus banget sih jadi orang," tegur Jungkook meskipun suaranya terdengar lembut, tetap saja Eunha tidak suka. Gara-gara cowok itu dia harus mendapatkan hukaman dari Miss. Sandra.

Eunha mengedikkan bahu acuh. "Gue nggak perduli sih," sahutnya enteng. Lalu pergi keluar kelas setelah mengambil botol minum miliknya. Namun saat di ambang pintu, cewe itu berbalik. Menatap Jungkook dan Eunseo bergantian.

"Saran gue sih kalo mau berduaan tuh jangan di kelas. Ini tempat belajar, bukan tempat pacaran. Nggak malu apa?" ujar Eunha sarkas. "Oh iya gue lupa, kalian kan emang nggak punya malu."

Setelah mengatakan itu, Eunha segera berbalik melanjutkan langkahnya. Puas sekali rasanya bisa menyindir mereka langsung di depan orang ya.

"Cewe sinting!" umpat Eunseo tepat setalah Eunha menghilang di balik pintu.

Gadis itu tentu tak terima di hina begitu oleh Eunha. Eunseo lalu melirik Jungkook yang sedari tadi diam.

"Kook, nanti kamu bilangin tuh sama si Eunha biar nggak kaya gitu lagi. Nyebelin tau nggak?" adu Eunseo.

Jungkook tersenyum tipis seraya mengusap rambut panjang Eunseo, "Iya nanti aku bilangin."

Eunseo tersenyum lebar kemudian merapatkan tubuhnya ke Jungkook, memeluk lengen pria itu mesra. "Janji ya. Soalnya aku nggak suka di kata-katain kaya tadi. Apalagi sama Eunha."

"Iya sayang iya nanti aku bilangin ke dia. Udah ya jangan marah-marah lagi," kata Jungkook lembut membuat Eunseo bersorak senang dalam hati.

Usaha nya untuk menjadikan Jungkook seutuhnya nampaknya tinggal satu langkah lagi. Eunseo hanya tinggal membuat pertunangan Jungkook dan Eunha kandas, setelahnya ia bisa memiliki Jungkook sepenuhnya.

Ya, hanya selangkah lagi. Dan Eunseo tidak sabar menunggu saat itu.

°°°
jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini yaaa

see youuu

Me, After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang