Langit yang mendung dan suasana yang suram adalah potrait keadaan bagaimana pemakaman Hana dan Ibunya berlangsung. Banyak kerabat dan tetangga yang datang untuk mengikuti pemakaman, satu persatu dari mereka mengucapkan bela sungkawa disertai dengan tangis yang saling menyapa.
Namun tak jauh dari sana, ada seseorang yang lebih berduka dan tenggelam dalam kesedihannya seorang diri. Shuya hanya mampu menenggelamkan wajahnya diantara lipatan tangannya yang dia gunakan untuk memeluk lututnya.
Malam itu, Shuya melihat sendiri tubuh Hana yang mengapung di sungai yang dingin itu. Menurut hasil penyelidikan, tidak ditemukan bekas luka apapun, sehingga disimpulkan bahwa penyebab kematian Hana adalah tenggelam. Namun, yang membuat kematian Hana menjadi lebih mengerikan adalah ditemukannya sebuah tulisan yang diukir dengan ranting pohon diatas tanah bersalju.
Dracula.
Hana dan Ibunya dibunuh oleh Dracula.
Shuya berkali-kali menyalahkan dirinya yang pergi malam itu. Jika saja, Shuya tidak pergi, mungkin dia bisa saja melarikan diri bersama Hana dan gadis kecil itu pasti masih ada disampingnya.
"Disini dingin, bangunlah."
Shuya mendongak dan melihat Jun dihadapannya, berdiri tanpa eskpresi, dan hanya fokus menatapnya. Namun Shuya begitu enggan untuk menatap balik kearah Jun.
"Tuhan masih sayang kamu. Bangkitlah, Shuya. Ini juga bukan harapan yang mereka inginkan."
Shuya mengepal kedua tangannya kuat-kuat dan bangkit berdiri sambil menatap Jun nyalang. "Tuhan masih sayang saya? Jangan bercanda! Kalo Tuhan sayang saya, harusnya Dia nggak menghancurkan hidup saya kaya gini! Jangan sok menggurui!"
"Tuhan ada tapi bukan untuk memperindah hidupnya," balas Jun, "dia hanya bisa menyayangimu dengan caranya sendiri."
"Tutup mulut anda!"
"Tawaranku masih berlaku jika kamu mau," ujar Jun sambil berbalik. "Ayo tangkap si brengsek itu."
Jun kemudian pergi, meninggalkan Shuya yang kembali terlarut dalam kesedihannya, hanya mampu menangis dibawah langit bersalju yang seakan-akan ikut menangisi kepergian Hana dan Ibunya.
🔍
Berhari-hari telah berlalu sejak pemakaman Hana dan Ibunya, namun Shuya masih juga belum menemukan semangatnya dalam menjalani hari-harinya. Bolos kuliah, bolos kerja, dan hanya berdiam diri di rumah tanpa makan dengan baik.
Jaemin, sebagai teman Shuya, bahkan harus bolak-balik memastikan bahwa gadis itu masih hidup dan tidak melakukan hal-hal yang aneh. Tak hanya itu, Jaemin bahkan sampai menyimpan alat-alat tajam dan berbahaya jauh dari Shuya, agar gadis itu tidak macam-macam.
"Hei, ayo masuk kuliah," rajuk Jaemin.
Dengan enggan, Shuya menepis tangan Jaemin yang tengah menarik tangannya itu dan kembali bergelung didalam selimut. Entah sudah berapa hari, Shuya membiarkan dirinya tenggelam dalam kesedihan akan kepergian dua orang yang paling disayanginya.
"Jaemin," panggil Shuya.
"Apa?"
"Aku mencuri uang orang lain."
"Hah?"
"Dua milyar won."
"KAMU GILA YAH?! BUAT APA?"
"Hei, Jaemin."
"Apa lagi?"
"Masukan saja aku ke penjara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dracula | Wen Junhui [NEW VERSION]
Fanfiction[Another version of Daddyable Series] We have 3 secret words: 1. Milk, safe. 2. Latte, beware. 3. Espresso, RUN!