Junha dan Junpyo berlari bersama Shuya memasuki rumah besar yang kini terasa begitu menyeramkan karena kehadiran sang pembunuh berantai yang mengejar mereka dengan langkah kaki yang terdengar santai dan mencekam disaat bersamaan.
Shuya meminta anak-anak bersembunyi di sebuah ruangan dan meminta mereka mengunci pintu, sementara Shuya pergi ke ruang kerja Jun untuk mengambil senjata, setidaknya ada pistol yang memang disimpan Jun dilaci meja kerjanya.
"Gadis kecil~" suara mendayu yang kekanak-kanakan itu menyimpan kengerian sendiri untuk Shuya. "Kamu dimana?"
Kekehan diakhir kalimat itu menggema di lorong sunyi itu, sementara Shuya sudah gemetar di balik ruang kerja Jun.
Diam-diam, Shuya mengintip dari lubang intip pintu ruang kerja Jun bahwa Yunhyeong-- lebih tepatnya kakak kembar Yunhyeong, masih disana, berjalan dengan santai menelusuri lorong.
Tiba-tiba saja ada bunyi dering handphone membuat adrenalin Shuya berpacu cepat bersamaan dengan naiknya ketegangan di dalam dirinya.
Handphone itu ada di lorong, handphone miliknya yang sepertinya terjatuh tanpa sadar dari kantongnya saat Shuya berlari, dan pria itu mengambilnya sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Junho, kamu nggak mau buru-buru pulang?" tanyanya, "Noona favoritmu dan adik-adikmu ada bersamaku loh. Oh aku? Aku Dracula."
Jawaban riang diakhiri tawa yang bengis dan suara handphone yang dibanting, bahkan diinjak-injak sampai sepertinya tidak berbentuk lagi.
"Shuya~ Kamu nggak mau keluar?"
Shuya masih diam dibalik pintu ruang kerja Jun. Dia harus berpikir, tapi disituasi seperti ini memangnya dia harus berpikir seperti apa? Handphonenya sudah hancur dan satu-satunya yang bisa diandalkan adalah holopen itu.
Shuya sudah mengirim sinyal pada Wonwoo, tapi tak ada balasan sama sekali, bahkan connect system pun kosong. Berapa kalipun Shuya menekan holopen itu, tak ada gunanya.
"Kamu pasti bertanya-tanya kan, kenapa dosenmu ini menjadi Dracula, tapi apa kamu tau bahwa aku bukan dosenmu?"
Shuya masih mendengarkan ucapan pria itu dengan seksama sambil bertanya-tanya apa yang sebenarnya hendak dikatakan olehnya.
"Hm? Pintu ini dikunci?"
Shuya mengintip lagi dari lubang intip ruang kerja Jun dan melihat pria itu berusaha membuka paksa sebuah pintu. Masalahnya pintu itu adalah ruangan dimana Junpyo dan Junha bersembunyi tadi.
"Apa kamu disini?"
Berpikir, berpikir, berpikir! Batin Shuya.
"Tak ada jawaban? Kubuka paksa loh yah," pria itu mundur beberapa langkah, kemudian menghancurkan gagang pintu itu dengan satu tendangan kuat hingga menghasilkan suara yang keras bersamaan dengan melesatnya satu peluru pada pundaknya. "Jalang sialan...!"
"Cepat lari, Junpyo! Junha!" teriak Shuya dan anak-anak langsung berlari keluar dari ruangan, bersembunyi dibalik punggung Shuya yang masih senantiasa menodongkan pistol.
"Kamu buruk dalam membidik yah? Harusnya tembak di jantung," kekeh pria itu. "Nggak kamu, nggak Yunhyeong, kalian ini paling lemah soal menyakiti orang lain yah? Mau sok suci hah?"
"Apa?" Shuya kebingung kenapa justru dosennya itu menyebut namanya sendiri seolah-olah dia adalah orang lain, hingga Shuya menyadari sesuatu.
Kalimat pria itu barusan dan bagaimana dirinya menyebutkan namanya sendiri seolah itu orang lain.
"Kamu siapa?" tanya Shuya.
Tawa pria itu meledak. "Sadar juga yah? Iya, aku bukan Yunhyeong, aku bukan si lemah itu. Aku Song Yunjae."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dracula | Wen Junhui [NEW VERSION]
Fanfiction[Another version of Daddyable Series] We have 3 secret words: 1. Milk, safe. 2. Latte, beware. 3. Espresso, RUN!