1.6

494 103 11
                                    

Jun datang ke markas pagi ini sambil mempersiapkan telinganya untuk dimarahi selama berjam-jam oleh Ayahnya, dirinya yakin bahwa Ayahnya sudah mendapatkan laporan penyerangan mengenai Dracula di sekolah Junho dan Junha, sehingga hari ini pria paruh baya itu pasti akan mendesak Jun untuk cepat menangkap Dracula.

Masalahnya sekarang adalah permainan rapih dan bersih milik Dracula membuat Jun tidak bisa menangkapnya, seakan-akan Dracula sedang mempermainkannya dengan lokasi pembunuhan serta target yang acak. Bahkan penelusuran di Jepang juga nggak membuahkan hasil dan masih jadi tanda tanya besar mengenai kaki tangan Dracula.

Bahkan Jun baru mendapatkan informasi dari Shuya pagi ini kalau penyerangan Dracula di sekolah Junho dan Junha kalau ada orang yang membantunya menghindari CCTV jalan, tapi nggak bisa dipastikan dia itu wanita atau pria. Masalah baru akan muncul jika ternyata Dracula punya lebih dari satu kaki tangan.

"Selamat pagi, Ketua Moon," sapa Jun saat memasuki ruang Ayahnya.

Ayahnya menatap Jun marah. "Jelaskan!"

"Sesuai dengan yang anda terima di laporan, Ketua Moon."

"Moon Junhwi!!"

"Jika Ayah hanya terus mendesakku, aku juga nggak bisa apa-apa?!" Jun melemparkan kekesalannya. "Timku sudah berusaha, tim Sowon juga, tapi sangat sulit menemukan setidaknya satu bukti mengenai Dracula! Ini seperti dia tahu soal gerak-gerik kami dan selalu lolo.....s."

Jun menyadari sesuatu,
bahwa Dracula nggak hanya mempermainkannya, tapi juga menyadari gerak-gerik tim Jun, bahkan rasanya seperti Dracula sedang mengacak-acak timnya dari dalam.

Jun pernah mendapatkan sebuah materi training mengenai ketenangan dalam situasi genting, dimana jika kepanikan telah menguasai seorang investigator, maka bukan hal yang mustahil bagi pelaku untuk mempermainkan investigator.

Sejak kapan ketenangan Jun mulai terusik?

"Saya akan berusaha!" Jun buru-buru pergi dari ruangan Ayahnya, nggak peduli jika Ayahnya memanggilnya berkali-kali atau dirinya akan dimarahi nantinya. Sekarang yang terpenting adalah Jun tahu dirinya harus melakukan apa.

Buru-buru saja Jun pergi ke ruangan timnya yang dimana semua anggotanya, kecuali Shuya karena gadis itu sedang mengantar Junpyo sekolah dan sedikit terlambat, sudah ada disana dan menatapnya bingung karena muncul dengan tergesa-gesa.

"Dimarahi Ayahmu?" tanya Seulgi.

"Wonwoo, cek seluruh handphone anggota kita dengan sistemmu. Chatting, rekening, penggunaan maps, semuanya. Periksa semuanya!" Jun mengabaikan pertanyaan Seulgi dan segera melayangkan perintah pada Wonwoo yang tentu saja segera dilakukan oleh pria berkacamata bulat itu karena tahu bahwa sekarang sudah waktunya untuk serius.

Jun menunggu dengan tidak sabaran, sementara Wonwoo bekerja cepat, sedangkan yang lain menunggu hasil yang akan diberikan Wonwoo serta bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan Jun, lebih tepatnya apa yang direncanakan oleh pria ini hingga tergesa-gesa begitu.

Tak lama setelahnya, Shuya juga datang dan segera disambut dengan ketegangan di dalam ruangan. Bahkan untuk bertanya ada apa saja, Shuya harus berbisik-bisik pada Jennie yang sebenarnya ada apa.

"Sudah," ujar Wonwoo, "apa yang mau kamu ketahui?"

"Nomor asing dengan aktivitas chat mencurigakan, masuk dan keluarnya uang di rekening, dan lokasi mana saja yang dituju. Apa ada salah satu dari kita yang bergerak tanpa komando?"

Wonwoo mengecek hasil yang pekerjaannya dan mencocokkan dengan apa yang Jun minta dan setelahnya menggeleng. "Kita semua bersih."

Jun menghela nafas, lega sekaligus kesal karena nggak ada bukti baru yang didapatkannya selain dugaan-dugaan konyol.

Dracula | Wen Junhui [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang