Part 1 : Hime-Sama

390 63 56
                                    

.
.
Butuh bertahun-tahun bagi Hyuga menjadikan kerajaan mereka stabil dari segi finansial, hukum dan sistem kekaisaran yang mereka anut. Putri tertua Hiashi, di didik dengan sangat keras  oleh para tetua semua demi kerajaan Hyuga.

Hizashi yang melihat Hinata merasa sangat iba sembari mengelus kepala Neji. "Kamu harus melindungi Hinata, jadilah kakak yang baik untuknya"

Neji melihat Hinata yang babak belur saat berlatih pedang, mengangguk dengan pelan. " Baik ayah"

Tetua Hyuga memberhentikan latihan. Hinata merengek berlutut di kakinya. "Kakek, aku tidak mau melakukan ini ". Hinata adalah sosok putri yang sangat lembut dan berhati baik, namun sifat itu tidak cukup untuk menjadikannya sebagai putri mahkota. Kakeknya hanya melihat Hinata yang merengek seperti itu.

Nenek Hinata segera menghampiri Hinata dan menamparnya berulang kali. "Kamu itu keturunan Hyuga! Jangan menjadi wanita yang lemah! "

Hinata memeluk pedang kayunya dengan sangat erat . Hizashi menghadang  nenek Hinata dengan tubuhnya, meskipun menurut Hizashi Ibunya sudah kelewat batas dia berusaha untuk tetap menghormatinya. "Ibu tolong jangan terlalu keras pada Hinata, dia masih sangat muda"

"Kamu tahu apa soal ini? Selama ini kamu hanya menjadi kacung saudara kembarmu!"

"Aku tidak pernah merasa seperti itu Ibu, Kakak tidak pernah membuatku sebagai budak maupun kacung. Kita saling menolong selayaknya saudara pada umumnya. Dimana letak kesalahan kami?"

"Sampai kapanpun jika kamu masih berpikir seperti itu, kamu dan seluruh keturunanmu hanya akan menjadi kacung!"

"Ibu! Aku mohon jangan berkata kasar, setidaknya tidak di depan anak-anak"

"Aku sangat menyesal pernah melahirkanmu" Nenek Hinata mendecakkan lidahnya lalu pergi masuk ke dalam istana, dia sangat kesal dengan Hizashi yang terus saja berani membantah.

Hizashi menghela nafas panjang lalu melihat Neji membantu Hinata berdiri. Sorot matanya menatap Neji dengan penuh bangga. Suara desingan pedang terdengar dari arah barat di tempat mereka berada. Hizashi melihat ke arah sumber suara. "Itachi apa itu kau?"

"Iya paman" Itachi yang sudah remaja menghampiri Hizashi lalu membungkuk pada Hinata. "Selamat sore,  Hime-sama"

Hinata bersembunyi di balik tubuh Neji. Itachi mengetahui kalau Hinata masih sangat tidak nyaman berbicara dengannya.
"Aku dengar Hime akan dijodohkan dengan adik saya, apa itu benar paman?"

"Aku tidak tahu kebenaran dari rumor itu, Sepertinya ini kemauan dari Ibuku. Dia ingin membuat generasi yang lebih kuat dengan menikahkan keluarga Uchiha dengan Hyuga"

"Ayahku tidak begitu menyukai rencana dari perjodohan ini"

"Kenapa?"

"Entahlah, dia tidak menjelaskan padaku alasan dari keputusan yang dia buat" Itachi memasukkan pedangnya ke tempatnya.

"Dimana Ayahmu?"

"Dia sedang di kuil dengan Sasuke untuk mendoakan Ibu. " Ekspresi wajah Itachi menjadi sedih, dia harus kehilangan ibunya saat melahirkan Sasuke.

"Untuk sekarang memang belum ada cara untuk membantu wanita melahirkan yang lebih aman. Bertahan hidup saja sudah merupakan keajaiban dari dewa"

Itachi mengangguk setuju. Hiashi keluar menghampiri Hizashi "Hizashi, aku membutuhkan saran untuk pendidikan masyarakat. Aku ingin membangun akademi tapi aku ragu dengan pelajaran apa saja yang mereka butuhkan "

Hizashi tersenyum dan mengangguk " Baiklah kak"

"Kau ikut juga dengan kami, Itachi. Aku juga ingin mendengar pendapat dari kalangan anak muda"
Itachi membungkuk dan segera mengikuti mereka, dari jauh Fugaku melihat mereka dan kemudian menatap Sasuke.

Boundaries of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang