Sasuke mendorong Hinata karena kesal, lalu pergi menuju kuil seorang diri dengan berjalan kaki.
"Hanya karena dia seorang putri dia pikir dia punya kuasa atas diriku?! Lihat saja nanti kalau aku sudah menjadi Raja"
Suara lonceng dari kuil terdengar keras menandakan dia hampir menuju tempat tujuannya.
"Akhirnya kau sudah datang" Ibu Suri menepuk pundak Sasuke.
"Aku ingin menagih Janjimu , segera nobatkan aku sebagai putra mahkota!"
Ibu suri mengipasi wajahnya dan tertawa terbahak-bahak. "Jangan terburu-buru, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu "
Seorang pria keluar dari dalam kuil dan menyalakan pipa rokoknya. Dia menurunkan tudungnya dan menampakkan rupa yang yang sangat tidak asing untuk rakyat Konoha maupun Hyuga.
"Danzo" Sasuke segera menarik pedangnya dan membentuk kuda-kuda untuk melawan Danzo.
" Kalau kau menebasku, maka kamu tidak akan pernah mendengar tawaran yang menggiurkan dariku" Danzo melihat Sasuke dan tidak bergeming karena tahu sebagaimana keinginan dia untuk menjadi seorang raja.
Sasuke menurunkan pedangnya. "Apa tawaranmu?"
" Kamu harus membantu pasukan kami datang menyusup, sebagai gantinya... Kamu bisa menjadi Raja tanpa harus bergantung pada Hinata, kamu bisa memiliki selir sebanyak apapun yang kamu mau"
Ibu suri menyeringai lalu menepuk pundak Sasuke. " Kamu bisa istirahat saja dan aku yang akan mengelola kerajaan sebagai penasehat, kamu hanya perlu mendengar perintahku"
' Memangnya apa hal buruk yang bisa terjadi kalau Ibu Suri memimpin kerajaan Hyuga.. Aku hanya perlu bersenang-senang bersama puluhan selir dan Sakura sebagai Ratu ' batin Sasuke.
Danzo menepuk wajah Sasuke beberapa kali. "Jadi, apa keputusanmu? "
Sasuke menjabat tangan Danzo dan menyetujui kesepakatan yang telah mereka buat.
Sasuke kembali ke markasnya dan meminta para pasukannya untuk berjaga membantu Itachi dengan dalih musuh akan menyerang dari sana. Danzo kembali ke Konoha dan mulai merencanakan sesuatu yang bisa memancing Hiashi agar dia menyerang Konoha.
Tobirama Senju, meminum Sake langsung dari botol. " Kapan kita bisa menyuplai senjata dari luar negara? Aku mendengar mereka mulai menciptakan bahan peledak"
" Tenang saja tuanku, ini tidak akan membutuhkan waktu yang lama"
Sai telah selesai menggambar peta jalur rahasia untuk mengirimkan pasukan Anbu ke Konoha.
"Tuan, ini peta yang anda minta"
Tobirama Senju menuangkan sake ke cangkir dan memberikan kepada Sai. " Tidak perlu kau tunjukkan padaku, aku sangat mempercayai kemampuanmu. Kamu bisa pergi dan segera mempersiapkan pasukan "
Danzo menatap Sai dengan sangat sinis dia sangat tidak ingin posisinya sebagai penasehat Tobirama Senju digusur oleh Sai. Danzo segera mengikuti Sai lalu menarik pakaiannya dengan kasar. "Apa kau berusaha menjilat tuan Tobirama Senju?"
"Menjilat? Tentu saja tidak? Itu sangat tidak sopan " jawab Sai.
"Maksudku kau ingin menggusur tempatku kan?"
Sai menatap Danzo dengan bingung. " Apa anda ingin pensiun? Atau Apa akan ada renovasi lagi di Istana?"
Danzo tidak bisa berkata apa-apa mendengar Sai, entah karena dia bodoh atau polos, Danzo tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan Sai meskipun Sai adalah anak buahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boundaries of Us
Fanfiction⚠️ Trigger Warning ⚠️ Mohon dibaca. ⚠️Cerita ini mengandung sedikit Bromance, Kekerasan, Darah, polemik, kata-kata kasar, One sided love dan hal-hal yang mungkin akan membuat pembaca tidak nyaman. Diharapkan kepada pembaca yang tidak nyaman denga...