Suara teriakan orang-orang terdengar sangat keras sembari mengejar seseorang dengan memakai Hakama berwarna jingga. Di tangannya dia menggenggam satu tusuk ikan bakar yang masih hangat dan satu kotak dari anyaman bambu yang berisi banyak dango.
"Hentikan Orang itu! "
Pria itu menjulurkan lidahnya sembari mengejek orang-orang yang mengejarnya, harus diakui bahwa dia cukup lincah dan cepat saat berlari.
"Hime-sama, apa yang yang ingin kamu lakukan ? "
" Kita harus menghentikan pencuri itu"
"Aku akan memanggil pengawal "
" Tidak perlu, Natsu! Aku bisa melakukan ini sendiri " Hinata mengikat rambutnya dengan gelang jimat pemberian Ibunya, dan mengambil kuda yang terikat di salah satu toko.
"Hime-sama! Jangan seperti itu! " Natsu seperti mendapat serangan jantung melihat Hinata yang mencuri kuda seseorang.
Natsu membungkuk beberapa kali meminta maaf pada pemilik kuda tersebut.
"Kalian pencuri ya?! " Bapak paruh baya menodongkan pisau daging ke arah Natsu yang membuatnya gemetaran.
"Tidak, Kami dari kerajaan"
"Kalian jangan coba-coba menipu kami! Kami kenal sang Raja. jangankan hanya seorang Raja, kami juga merupakan keturunan dewa "
Hinata melempar koin emas pada mereka. " Jangan terlalu banyak membual, paman. Itu tidak baik" Hinata menaiki kudanya dan segera melaju melewati pemukiman warga.
Hinata cukup terampil menunggang kuda berkat didikan dari Itachi yang diam-diam membawa Hinata kabur dan Itachi melatihnya pada saat para Dayang bertugas melayani Ibu suri di ruangannya.
Hinata memilih jalan memutar dan hanya dalam waktu yang singkat dia bisa memotong jalan Pencuri itu .
"Minggir!! " Pencuri itu menabrak kuda yang ditunggangi Hinata. "Dasar wanita sialan"
Hinata melihat pria itu dengan tatapan sinis. "Tidak heran jika kau berpikir seperti itu, kalian memang sangat tidak beretika seperti rumor yang beredar"
"Jaga bicaramu!"
"Aku tidak akan begini kalau kau tidak menghinaku dan genderku "
"Apaan sih? Apa semua orang klan murni sangat aneh seperti ini?! " Hardiknya.
"Kena kau!" Para pedagang mulai menangkap pencuri itu dan mengikatnya dengan tali.
Hinata berdeham melihat mereka. "jangan main hakim sendiri, bawa saja dia ke kerajaan. Biar raja yang memutuskan hukuman apa yang pantas untuknya"
Mereka mendongak melihat Hinata lalu mereka segera membungkuk dan beberapa dari mereka bersujud dihadapannya.
"Maafkan kami yang tidak menyadari kehadiran anda Hime-sama"
Hinata menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, ini bukan masalah besar, lebih baik apabila kita semua lebih fokus dengan kasus pencurian yang dilakukan pria ini "
"Dia pantas dihukum mati, Hime-sama!! " Mereka terus meminta agar Naruto dihukum seberat-beratnya.
Hinata melepas ikatan rambutnya dan memakai gelangnya kembali. Hinata melihat mereka dengan tatapan dingin. "Apa itu adil?"
"Tentu saja, bagaimana pun mencuri itu tindakan kejahatan"
" Hanya untuk sebuah dango kalian meminta dia untuk mati?! Manusia macam apa kalian ini? " Hinata menaikan nada suaranya. "Hyuga adalah kerajaan yang menjunjung tinggi keadilan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boundaries of Us
Fanfiction⚠️ Trigger Warning ⚠️ Mohon dibaca. ⚠️Cerita ini mengandung sedikit Bromance, Kekerasan, Darah, polemik, kata-kata kasar, One sided love dan hal-hal yang mungkin akan membuat pembaca tidak nyaman. Diharapkan kepada pembaca yang tidak nyaman denga...