.
.Tap...Tap...Tap...
Suara langkah kaki terdengar di lorong Istana. Wanita cantik dengan gaun tidur keluar dari perpustakaan, tatapannya sangat dingin tidak bisa menyembunyikan parasnya yang menawan.
Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh Hinata, setelah bertahun-tahun disekap dan tidak diberi kebebasan untuk keluar tanpa seizin Ibu Suri.
Para pekerja Istana menatap Hinata lalu mulai menggunjingnya. Hinata mencoba mengacuhkan perkataan mereka dan terus berjalan melewati lorong Istana.
"Ini adalah bencana"
"Sepertinya Hime-sama sudah dicuci otak"
"Putri mahkota terlihat sangat berbeda"
Ada banyak alasan mengapa mereka berani menggunjing Hinata.
Hime-sama tampak sudah banyak berubah, dia tidak lagi selembut dan sepolos seperti Hinata yang mereka kenal saat masih kecil. Banyak rumor yang beredar di Istana sejak Hinata dikurung, mulai dengan rumor didikan Ibu Suri yang keras, Hinata akan menggulingkan kekuasaan Hiashi dan menjadi boneka kerajaan yang di atur Ibu Suri maupun Hinata akan bekerjasama dengan Uchiha untuk melakukan kudeta melawan Hiashi.
Rumor-rumor itulah yang membuat para Dayang dan Kasim yang bekerja di istana berpikir kalau Ibu Suri sudah berhasil mencuci otak Hinata dan membuatnya bertindak seperti seorang tirani sepertinya. Para dayang mulai melakukan perlawanan terhadap Hinata dengan menolak penawaran Hiashi untuk menjadikan mereka sebagai dayang pribadi Hinata, diam-diam para dayang meludahi makanan yang mereka bawa untuk Hinata sejak dia dikurung di perpustakaan. Hinata bukanlah sosok Hime yang mereka banggakan seperti dulu lagi.
Hinata berjalan ke kamarnya dan menggantinya dengan pakaian resmi putri mahkota, Gaun merahnya yang panjang dan riasannya membuat Hinata tampak lebih berwibawa dan menampakkan Aura kebangsawanannya. Hinata membiarkan Dayang pribadinya untuk membantunya memakai gaun.
"Apa ada kabar terbaru?" Tanya Hinata.
"Tidak ada, Hime-sama"
"Apa Nenek akan ada di Istana hari ini?"
"Tidak, Ibu Suri sedang pergi dengan Tuan Fugaku untuk mengecek persediaan senjata di kerajaan timur" sang Dayang mulai menyisir rambut Hinata dengan sangat hati-hati.
Sebagai Dayang pribadi seorang Putri mahkota, pekerjaan yang diembannya lebih berat jika harus dibandingkan dengan dayang pada umumnya. Selain membantu mengurus seluruh kebutuhan sehari-hari putri mahkota. Dia juga diharuskan mengatur dan menyusun agenda apa saja yang harus Hinata lakukan dalam sehari sekaligus menjadi mata dan telinga Hinata selama di Istana.Perempuan yang dipilih oleh Hinata sebagai Dayang pribadinya adalah Natsu Hyuga. Berbagai pertimbangan sudah diperhitungkan oleh Hinata membuatnya percaya penuh dengan Natsu. Selama masa pengabdian kepada Hinata, dia tidak sedikitpun berkhianat maupun berbicara buruk tentang Hinata, meskipun seluruh dayang menghardik Hinata dibalik punggungnya.
Natsu sangat menghormati Hiashi dan berutang budi padanya sehingga dia rela menyerahkan jiwa dan raganya untuk melayani Hinata dengan sepenuh hati.Jika harus dilihat dari latar belakang keluarga Natsu, Natsu tidak lebih baik dari Dayang-dayang Istana yang lain. Natsu merupakan saudara perempuan dari salah satu Kasim yang berada melayani Neji. Natsu Hyuga berasal dari desa bagian selatan kerajaan Hyuga. Keluarganya sangat miskin namun memiliki utang yang sangat besar karena sering berjudi. Untuk melunasi utang mereka, mereka terus menerus gali lubang tutup lubang yang hanya membuat tagihan mereka makin membeludak.
Tidak ada cara lain yang bisa mereka pikirkan selain menjual kedua anaknya ke kerajaan.
Hiashi selaku raja mereka tidak memiliki pilihan lain selain memperkerjakan mereka di Istana sebagai ganti karena sudah memberikan bantuan untuk melunasi utang keluarga Natsu dan tanggungan pajak yang sudah lama tidak dibayar oleh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boundaries of Us
Fanfiction⚠️ Trigger Warning ⚠️ Mohon dibaca. ⚠️Cerita ini mengandung sedikit Bromance, Kekerasan, Darah, polemik, kata-kata kasar, One sided love dan hal-hal yang mungkin akan membuat pembaca tidak nyaman. Diharapkan kepada pembaca yang tidak nyaman denga...