Jessa duduk diam dengan kepala menunduk. Bingung bagaimana harus bersikap. Setelah pembicaraaan sensitif mama Raka dan Raka tadi. Jessa hanya bisa menurut ketika Ayu menarik tangannya untuk menjauh dari Raka.
Berakhir dengan mereka yang duduk di gazebo di taman belakang hotel. Dengan Ayu yang terlihat hanya diam melamun. Jessa benar-benar bingung sekarang, bingung bagaimana mau memulai obrolan. Karna wajah Ayu sedari tadi terlihat begitu keruh. Murung dan sedih. Jika Jessa memaksa mengajaknya mengobrol. Jessa takut salah bicara dan mereka berakhir canggung.
"Mama minta maaf, Jessa. Maaf karna kamu harus mendengar kata-kata tidak menyenangkan tadi." Ucap Ayu pelan. Tersenyum lembut saat kedua mata mereka bertemu tatap.
Jessa menggeleng, tersenyum maklum. Berusaha terlihat memaklumi atas apa yang dia dengar. Meski sesungguhnya dia tidak yakin soal itu. Entah mengapa, melihat bagaimana tadi Raka tidak menganggapnya, juga penolakan pria itu yang secara terang-terangan. Membuat Jessa harus memikirkan ulang tentang perjodohan mereka. Bagaimana pun juga, Jessa tidak ingin berakhir tragis dalam pernikahannya sendiri nanti. Belum lagi hidupnya yang sudah berat selama ini, Jessa tidak tertarik menambah beban hidupnya lagi. Menikah dengan pria yang terpaksa menikahinya, bukanlah hal yang bagus, kan?
"Gak papa, ma." Ucap Jessa menenangkan. Walau dalam hati bertanya-tanya mengapa hubungan Anggun dengan Raka bisa kandas? Karna hanya dengan sekali lihat saja, mereka bahkan terlihat masih saling menyukai. Bahkan, Anggun pun sudah memanggil Ayu dengan sebutan mama. Jadi, tidak mungkin kan, mereka putus karena restu?
Dia tengah semua rasa penasarannya, Jessa mati-matian tidak ingin bertanya lebih jauh. Karna bagaimana pun, Jessa masih punya batasan untuk tidak ikut campur masalah pribadi Raka. Apa lagi menyangkut keluarga Ayu, yang notabenya belum sah menjadi mertuanya.
"Anggun itu sahabat Raka dari kecil." Cerita Ayu tanpa Jessa minta, tapi dia seakan tahu jika kini Jessa tengah penasaran.
Jessa hanya diam mendengarkan Ayu berbicara. Menunggu Ayu meneruskan ucapanya. Memberi kesempatan pada wanita seusia mamanya itu untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan. Mungkin dengan begitu, bisa membantu suasana hati calon mertuanya. Dan menjawab segala pertanyaan dalam kepala Jessa.
"Dulu mama senang, Raka punya sahabat yang selalu ada untuknya. Waktu pertama kali ke Indonesia mama sedikit khawatir dengan Raka yang minim expresi itu bisa mudah bergaul dan mendapatkan teman. Tapi, saat untuk pertama kalinya Anggun yang rumahnya tepat di sebelah rumah kami. Bersikap begitu manis pada Raka, dan Raka menyambutnya dengan hangat. Membuat mama merasa begitu senang. Bahkan mama dan papa pun mulai mendekatkan diri dengan keluarga Anggun. Agar kami bisa terus memantau mereka."
"Persahabatan mereka begitu manis dan hangat." Ucap Ayu dengan senyum tulus di bibirnya. Jessa ikut tersenyum saat bayangan anak-anak kecil yang begitu menggemaskan tampak saling menyayangi.
"Saat awal masuk bangku SMA, mama kaget saat Raka mengatakan kalau dia mencintai Anggun. Dan berencana ingin mengungkapkannya agar mereka bisa menjalin hubungan lebih dari persahabatan. Mama yang saat itu masih berpikir mungkin Anggun akan menolak Raka, karna takut persahabatannya putus atau hancur. Sedikit tenang saat Anggun lama kelamaan menunjukkan sikap yang sama pada Raka. Yang pada akhirnya, membuat mama bersikap tenang dan tidak menahan Raka lagi."
Menarik nafas dalam, Ayu melanjutkannya dengan wajah lebih sendu. "Dan pikiran mama tidak meleset. Anggun benar-benar menerimanya dan mereka mulai berpacaran... " Ada jarak yang Ayu ambil di ceritanya. "Memulai hubungan dalam persahabatan itu, tidak semudah seperti yang kita bayangkan."
"Awalnya mama melarang Raka untuk berpacaran dengan Anggun, mama mencoba memberi penjelasan pada Raka untuk memikirkan ulang hubungannya dengan Anggun. Karna bagaimanapun, hubungan persahabatan jika sudah ditumbuhi rasa suka dan cinta ... Tidak akan bisa kembali seperti semula ketika mereka putus nanti. Tapi Raka bersikeras untuk melanjutkan hubungannya. Dari situ mama tau. Kalau Raka sangat mencintai Anggun melebihi rasa suka pada umumnya. Dia sudah benar-benar mencintai wanita itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bride (SELESAI)
RandomJessa sama sekali tidak bisa menolak begitu kedua orang tuanya memaksanya untuk menikah dengan Raka. Pria dingin tak punya hati yang di jodohkan oleh kedua orangtuanya dengannya. Awalnya semua berjalan lancar. Semua baik-baik saja ketika Jessa yaki...