Yak. Chapter tiga. Terimakasih untuk yang memberi vote dan komen. Selamat menikmati
A-Ling terbangun dan bingung menatap plafon kamar yang berwarna putih polos. Eh? Ini bukan kamarku. Kamar A-Ling kan dilukisi bunga spark admits snow, lambang keluarga Jin. Sejenak, A-Ling terbengong lalu ingat. Oh, iya. Ini di Jingshi. Semalam, A-Ling memang disuruh tidur di kamar Bichen. Sedang bocah itu ngungsi ke kamar kakaknya. A-Ling sih nurut aja, meski A-Ling maunya dia saja yang nginep di kamar Zhui ge. Iya, semalam A-Ling diperbolehkan nemanggil gege tampan itu dengan sebutan Zhui ge.
A-Ling menggeliat. Ugh. Jam berapa sih ini. Dinyalakannya HP. Lah?! Baru jam 5.20. Tumben A-Ling terbangun jam segini. Kalau bunda tahu pasti bahagia. Kan biasanya jam segini A-Ling masih ngebo.
A-Ling duduk dan menatap gelas kosong bekas minumnya semalam. Haus ih. Tenggorokan A-Ling rasanya kering. Dengan malas, A-Ling berjalan ke pintu kamar. Mau ke dapur ambil minum, habis itu lanjut molor lagi dong. Eheee.
A-Ling membuka pintu bersamaan dengan Sizhui yang keluar kamar, sudah rapi mengenakan setelan training. Sepertinya akan lari pagi. Kamar Sizhui dan Bichen memang berhadapan.
Mereka sejenak saling menatap. Lalu, Sizhui tersenyum lembut dan menyapa, "selamat pagi, A-Ling".
"Sselamat pagi, Zhui ge," jawab A-Ling sembil berusaha merapikan rambutnya yang masih mirip sarang burung. Duuh, A-Ling masih bau naga ini. Mudah-mudahan, di pipi A-Ling enggak ada iler nempel.
"Mau ikut lari pagi?" tawar Sizhui.
A-Ling hampir melompat kegirangan mendengar tawaran itu. Haseeek. Lari pagi berdua dengan gege tampan. Mulut A-Ling nyaris mengatakan ya dengan mata berbinar saat satu entitas lain muncul disamping Sizhui.
"Eh, Bichen. Selamat pagi," A-Ling mencoba menyapa.
"Em. Pagi," jawab Bichen singkat.
A-Ling meringis kecil. Betewe, A-Ling rada takut dengan si datar yang bagaikan kloningan sempurna Lan Wangji itu. Baru umur segitu, tapi tatapannya sudah tajam bak pedang mengoyak jiwa.
"Er, Zhui ge. Yang ikut lari pagi hanya Bichen ya?" tanya A-Ling.
"Iya. Yang biasa bangun pagi cuma kami dan pipih. Yang lain turunan mimih semua. Bangunnya rada siang," jawab Sizhui.
A-Ling nyengir kikuk. Tidak berani jujur kalau A-Ling juga sebenarnya sami mawon. Sekolah mulai jam 8, A-Ling bangun jam 7 kadang lebih. Kalau seragam dan peralatan sekolah tidak disiapin nenek atau bunda, bisa jadi A-Ling berangkat sekolah hanya pakai kolor.
"Ayo. Jadi ikut tidak?" tanya Sizhui.
"Tidak dulu, Zhui ge. Kakiku masih pegel karena perjalanan jauh kemarin. Ini tadi cuma mau ambil minum kok. Haus heheh".
"Ooh. Ya sudah. Sampai nanti A-Ling". Sizhui dan Bichen berlalu.
"Iyaaaa. Babai Zhui ge". A-Ling meleyot di depan pintu. Menatap kepergian Sizhui sambil senyam senyum setres. Hoooh. Rejeki bangun pagi, dapat asupan vitamin A yang benar-benar baik untuk kesehatan mata. A-Ling langsung merasa kantuknya hilang seketika.
Kalau A-Ling tau di Gusu ada penyemangat belajar macam Zhui ge itu, A-Ling tidak akan pakai acara ngambek dong. Bunda sih, enggak bilang kalau punya ponakan pangeran tampan. Tau gitu kan A-Ling berangkat ke Gusu dari kemarin-kemarin biar bisa deketin Zhui ge selama musim liburan. Meski kalau sudah masuk sekolah bakal jarang ketemu, karena Sizhui sudah kelas 3 dan tidak tinggal di asrama, A-Ling masih bisa modus main ke Jingshi.
A-Ling masih cengar cengir imbisil di depan pintu, sambil membayangkan hari-hari yang akan dihabiskannya dengan Sizhui. Mungkin A-Ling bakal ngajak Zhui ge keliling Gusu. Ngedate, berkedok menghafal jalan biar enggak nyasar. Atau modus minta di les privat oleh Zhui ge, biar bisa mojok di perpustakaan huehehe. Kan kata bunda, Zhui ge itu sangat pintar, selalu dapat peringkat atas. Hanya membayangkan berduaan dengan Sizhui saja sudah membuat A-Ling serasa melayang ke langit.
Plak!
"Aw!" sengatan rasa sakit di betisnya membuat A-Ling terjatuh kembali ke bumi. A-Ling melotot. Menatap penuh dendam ke arah tuyul bernama Chenqing, yang balik memandang cuek seolah tanpa dosa. Tadi, betis A-Ling disabet sekuatnya menggunakan pedang plastik mainan si kembar. Lah, kok dedemit ini sudah bangun? Katanya, bangunnya siang? A-Ling melihat HP yang dari tadi digenggamnya. Buset! Udah jam 6.50. A-Ling melamun sejam lebih. Untung Zhui ge belum balik. Kalau udah kan A-Ling malu. Untung juga enggak ada ART yang nginep di Jingshi. Jam kerja mereka baru mulai jam 8.
"Bocah gemblung!" maki A-Ling. Chenqing masabodoh. Turun begitu saja, meninggalkan A-Ling yang sedang meratapi betisnya yang terasa panas. Huh, gege iler bodoh, batin Chenqing. Mending A-Qing turun terus lihat spongebob daripada nanggapi gege iler yang suka senyum-senyum sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Ling
FanfictionJin Ling itu manja. Pakai banget. Makanya, bunda berinisiatif mengirim Jin Ling ke Gusu. Jelas, Jin Ling menolak. Tapi, enggak menyesal sih sekolah di Gusu. Ada gege tampan. Aaaaa, A-Ling terpesona. Hak cipta milik yang mulia MXTX. Saya hanya pinjam...