Bagian 8

74.6K 4K 382
                                    

Author POV

Nayra sudah hampir melupakan kejadian di malam hari ulang tahunnya. Dia tidak mau mengingat soal kejadian itu lagi dan menganggap semuanya terjadi karena suatu alasan kuat. Nayra justru beruntung dia bisa selamat dari peristiwa itu meski dia harus menikahi Adinata, pria yang juga merupakan korban dari Kaffa.

Hari ini sudah tepat dua bulan Nayra dan Adinata menikah. Mereka berdua hidup apa adanya dan tanpa masalah berarti. Perkuliahan Nayra tetap berjalan seperti biasa dan di minggu-minggu ini dia sedang menghadapi ujian tengah semester. Bulan Oktober memang sedikit menjadi beban untuknya.

"Pak Adi, Nayra besok kuliah jam sepuluh. Apa Pak Adi bisa mengantar setelah dari rumah Maya?"

"Bisa, Nay. Apa kamu bareng sama non Maya?"

"Gak, Maya gak ambil mata kuliah yang sama kayak Nayra. Jadi besok gak barengan sama dia, Pak."

"Oh ya udah, nanti saya anter kok," jawabnya.

Karena hari sudah malam, Nayra pun mengambil selimut untuk segera tidur. Nayra sudah tidak memasang pembatas di tengah-tengah ranjang. Dia dan Adinata sudah melakukan hubungan intim beberapa kali di malam-malam tertentu, jadi Nayra mulai sedikit terbiasa dengan Adinata di sebelahnya.

Adinata menggeser tubuhnya sedikit lebih dekat, dia memeluk Nayra dari belakang karena ini adalah posisi paling nyaman selama dua bulan mereka tidur bersama. Nayra pun tidak mempermasalahkan soal itu, dia justru merasa hangat di dalam pelukan suaminya.

"Nay, kamu lagi gak subur ya?"

"Mmh, nggak pak. Kenapa emangnya?"

"Mau gak malem ini kita gak pakek kondom? Saya lagi pengen banget ngeluarin di dalem. Sebelumnya malam kemarin dan kemarinnya kita pakek pengaman karena kamu lagi subur kan?" tanyanya.

Nayra sedikit menoleh ke belakang, dia bisa membayangkan wajah Adinata yang sedang bernafsu meski keadaan di dalam kamar sudah remang-remang.

"Tapi Nayra belum nyiapin obat pencegah hamil, pak. Kita cuma pakek kondom sebagai pengaman."

Kehidupan seks mereka selama dua bulan ini terbilang cukup luar biasa. Nayra tahu bahwa terlalu cepat bagi dirinya untuk terlena di dalam pelukan Adinata, tapi dia mencoba bersikap realistis. Adinata adalah pria dewasa dan mereka menikah. Wajar apabila pria itu mengajaknya melakukan hubungan intim di malam-malam seperti ini.

"Saya janji hanya malam ini, Nay. Setelah itu kita akan tetap memakai pengaman," bujuknya. Adinata sudah tidak terlalu kaku seperti sebelumnya. Dia berani mengajak istrinya berhubungan intim.

"Tapi pak... Nayra takut hamil. Risikonya gede kalo gak hati-hati," balasnya.

Cup!

Adinata mencium singkat bibir Nayra. Dia mengusap hidung wanita itu demi menenangkan pikiran Nayra yang melayang ke mana-mana. "Jangan khawatir, Nay. Kalaupun kamu hamil, kamu punya saya di samping kamu. Saya akan berusaha semampu saya untuk menghidupi kamu dan bayi kita," ucapnya.

Nayra tidak tahu berapa kali dia mengatakan ini, tapi Nayra sangat terpukau dengan setiap kalimat dan janji yang selalu ditepati Adinata kepadanya. Pria ini mungkin bukan lulusan universitas ternama, bukan pula seorang milyader seperti keluarga Handoko yang memiliki banyak harta yang bertebaran. Adinata hanya seorang pria dengan hati dermawan. Dia pria yang selalu menepati janji dan mendahulukan kepentingan orang lain. Bagaimana bisa Nayra tidak luluh di dalam pelukannya?

"Pak Adi benar-benar mau membangun keluarga dengan Nayra?"

"Bagi saya pernikahan hanya satu kali, Nayra. Kamu akan menjadi satu-satunya istri saya. Dan jika harus berakhir suatu saat nanti, saya akan kembali pada kehidupan awal tanpa kamu."

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang