4. CEWEK FAMOUS JASMINE CASANOVA

61 15 5
                                    

KARINA Dan Semua Kisahnya

"Bisakah kau memerankannya? Jika tidak, biar aku saja yang menggantikannya. Lalu menendangnya."

***

4. CEWEK FAMOUS JASMINE CASANOVA

Suasana hati Karina masih belum stabil. Sekarang dia lebih sensitif. Suka marah-marah tidak jelas dan lebih agak pendiam setelah meluapkan emosinya.

Saat ini mereka tengah berjalan menuju kantin. Mereka sengaja memilih jalan lewat lapangan basket, karena lebih cepat menuju kantin.

Bola basket mengudara melewati pagar besi. Melayang dan mendarat di kepala Karina.

Brak!

Kepalanya tiba-tiba berputar-putar, hingga pada akhirnya dia terjatuh. "Kar lo nggak apa-apa?" tanya Sere panik. Juga dengan Casandra.

"Aduh ...!" Karina memegang kepalanya. Terasa sangat sakit. Berdenyut seperti tersengat listrik. "Siapa sih yang lempar bola itu ke gue?!" Karina bangkit, dia sangat marah akan hal ini.

"WOY! YANG LEMPAR BOLA BASKET KE ARAH KARINA, SINI!" teriak Casandra. Dia mengedarkan pandangannya, namun tak menemukan siapa pun.

Saka keluar dari lapangan basket. Dia menghampiri tiga gadis yang tengah terdiam. Jangan-jangan, bola basket yang sudah dia lempar terkena Karina. Dia meneguk salivanya. Sial! Kena si Nenek lampir lagi! batin Saka.

Mau tak mau dia harus mengakuinya. Mau dianggap pengecut oleh Karina? Mau ditaruh di mana wajahnya nanti?

Casandra melihat keberadaan Saka. Dia menjernihkan penglihatannya, takut salah lihat. Namun, apa yang dia lihat itu nyata. Mau apa Saka berjalan menghampiri kita? batin Casandra.

"Bola basketnya ke mana?" tanya Saka to the point. Karina yang merasa pusing masih bisa mendengar walau penglihatannya sedikit memburam.

"Lo yang udah lempar bola basket itu ya? Wah ngajak ribut lo!" ucap Karina. Dia bangkit dan langsung mendorong bahu Saka.

Melihat akan ada sebuah pertengkaran yang besar. Sere harus segera mencegahnya. Malu, jika dilihat banyak orang. Apalagi jika sampai guru melihatnya. Bisa-bisa dia ikut terseret dalam hal ini.

"Udah! Jangan pada ribut, nanti ada guru yang lihat. Aku juga yang ikut kebawa, eh ralat. Maksudnya kita berdua yang kebawa!" papar Sere. Karina dan Saka langsung diam.

Melihat Karina yang memegang kepala terus, membuat Saka merasa bersalah. Memang salah dia sendiri. Seharusnya dia meminta maaf. Karena besarnya gengsi, semuanya menjadi hancur.

Karina berjalan lunglai, dia masih menyesesuainya kaki dan kepalanya yang terasa sakit. Detik kemudian, tubuhnya ambruk. Dengan cepat Saka menangkapnya. Dan langsung membawanya ke pinggir jalan.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Saka khawatir. "Gue bawa ke UKS ya?" tawarnya.

"Nggak usah sok peduli deh sama gue! Gue gini gara-gara lo! Lo seharusnya tahu diri. Minta maaf kek!" Karina bangkit, namun lagi-lagi tubuhnya memaksanya untuk tetap diam.

"Tuh 'kan! Ya udah, gue bawa ke UKS aja!" Baru saja akan memapahnya. Karina dengan cepat menyingkirkan tangan Saka di bahunya.

Karina dan Semua Kisahnya (TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang