9. SEMUSIM DI BANDUNG

39 14 3
                                    

KARINA Dan Semua Kisahnya

"Kamu juga tahu, kalau aku sangat benci hal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu juga tahu, kalau aku sangat benci hal itu. Namun, kamu juga tahu, kalau aku cinta kamu."

***

9. SEMUSIM DI BANDUNG

Hari yang sangat bahagia bagi Karina. Ingin melupakan sejenak kejadian yang menimpanya. Ah, dia ingin bahagia sebentar saja, melupakan Sarah si tikus biang onar itu. Tak apalah kalau dia mengobrak-abrik kamarnya lagi. Dia membela diri pun tak ada yang membantunya. Termasuk Wanda. Neneknya itu takut untuk bicara, padahal Karina jelas-jelas tak pernah melakukan semua tuduhan yang dilontarkan oleh Sarah.

"Re, kamu kenapa lagi?" tanya Sere. Sedari tadi dia melihat Karina yang melamun saja. Sepertinya, sedang memikirkan sesuatu.

"Gue nggak apa-apa. Gue berharap liburan ini bikin gue bahagia. Apalagi mencoba menghapuskan semua kejadian yang menimpa gue," jelas Karina. Sere dan Casandra mengangguk paham.

Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju pertengahan jalan Jakarta—Bandung. Nanti Keina yang akan melanjutkan perjalanan menuju Bandung.

"Oh iya, apa respon Papa kamu, saat  kamu ngajak liburan ke Bandung sama Tante Keina?" tanya Casandra.

"Ya, gitu. Biasa aja sih, tapi si tikus rese banget. Masa larang-larang gue buat pergi. Pas dia ngiri," jelas Karina.

Seperti itulah, jadi saudara tiri seorang tukang biang onar itu tak enak. Apalagi selalu dinomor duakan.

"Sumpah, aku bahagia banget bisa liburan sama kalian berdua," ucap Sere. Kapan lagi momen ini terwujud, saat-saat inilah yang harus dilakukan. Mumpung masih muda.

"Gue juga seneng banget, apalagi pas Mama nyuruh gue ajak kalian."

Mereka sudah sampai. Karina sudah melihat Keina menunggu di depan mobilnya. Rasanya, dia sudah tak sabar ingin menemui Mamanya itu. Sudah cukup lama dan entah kapan juga terakhir kali bertemu.

Dengan cepat Karina turun dan memanggil Mamanya. "MA! MAMAA!" teriak Karina. Dia tak peduli dengan tatapan semua orang kepadanya.

"Aduh, jangan teriak-teriak dong sayang," ucap Keina. Kemudian Karina mencium punggung tangan Keina dengan lembut, diikuti oleh Sere dan Casandra.

"Assalamu'alaikum, Tante," sapa Sere dan Casandra.

"Waalaikumsalam, hai kalian. Akhirnya sampe sini juga ya," jawab Keina.

"Yu masuk ke mobil. Perjalanan kita masih panjang," titah Keina. Mereka pun masuk ke dalam. Karina duduk di depan bersama Keina. Sere dan Casandra di belakang.

Mobil sudah berada di jalan raya. Sejak tadi Karina bercerita panjang, membuat Keina kewalahan menimpalinya. Kerinduannya akan sosok Ibu membuat Karina ingin tetap bersama Keina.

Karina dan Semua Kisahnya (TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang