KARINA Dan Semua Kisahnya
"Tak perlu menjadi yang terbaik. Tuhan tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Tetap menjadi diri sendiri. Karena semuanya tak akan mengubah segalanya."
***
27. TRAGEDI DIMULAI
Pagi yang cerah, namun suasana hati Karina tetap mendung. Ah, sangat membosankan. Sere yang berada di sampingnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Karina telah selesai menjalani hukumannya. Ya, dia kembali terlambat datang ke sekolah. Untung, hukumannya tak terlalu berat. Sekarang Karina bisa beristirahat.
"Kar, kamu—" Ucapan Sere terpotong. Bu Riska datang secara tiba-tiba.
"Pagi semuanya," sapa Bu Riska. "Hari ini Ibu akan memberikan hasil ulangan matematika kemarin ya," ucap Bu Riska.
"Iya bu," jawab semua siswa.
Bu Riska melihat lembaran-lembaran kertas putih itu. Kemudian siap memberikannya. "Baik. Nilai tertinggi diraih oleh Sarah Angelia," ucap Bu Riska. "Nilainya sempurna." Karina yang mendengar itu membulatkan matanya.
Sarah tersenyum sinis ke arah Karina, kemudian ke depan mengambil hasil ulangannya.
"Seregina, cuma salah satu ya, nilai kamu 98." Sere tersenyum, kemudian mengambil kertas putih itu.
Semua siswa sudah mendapatkan hasil ulangan mereka. Hanya tinggal satu kertas yang tersisa. Dan itu adalah milik Karina.
"Karina, nilai kamu turun," ucap Bu Riska.
Deg
Hati Karina terenyuh. Dia sudah menduganya. Dia pasrah, apa pun hasilnya. Dia akan menerimanya.
"Nilai kamu paling buruk, kamu kenapa Karina?" tanya Bu Riska. Karina maju ke depan dia tersenyum kemudian mengambil hasil ulanganya.
"Nggak apa-apa, Bu," jawab Karina. Dia ikhlas jika harus kalah dari Sarah. Lagi pula, dia tak sepenuh akan berada di atas. Pasti dia juga akan merasakan di titik terendah.
Karina kembali ke meja. Sere mencemaskan dirinya. Akhir-akhir ini sering melamun, menyendiri, dan menangis. Sere tahu, Karina pasti masih memikirkan semua masalahnya. Kasihan, Sere tak bisa menyangka semua itu. Karina sebenarnya pandai menyembunyikan kesedihannya. Dia akan mengalah jika memang itu membuat dirinya tak mampu.
"Kar, kamu baik-baik aja, 'kan?" tanya Sere. Karina menganggukkan kepalanya.
***
Tak terasa, Karina menjalani hari yang biasa saja. Tak ada yang menarik baginya, sekarang semangat itu telah hilang bersama dengan semua lara dan asa yang menjauh darinya.
Netranya menatap satu mobil BMW yang terparkir di tepi gerbang. Karina tahu itu adalah mobil Dimas Papanya. Ah, karina sangat malas jika harus bertemu dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karina dan Semua Kisahnya (TERBIT) ✓
Fiksi Remaja- Pada dasarnya, cinta memang tak bisa dipaksakan - Menjalani kehidupan yang bahagia adalah keinginan setiap orang. Begitupun dengan gadis yang baru menginjak usia 16 tahun. Karina namanya, gadis bar-bar yang kerap kali mengundang gelak tawa. Walau...