5. SUNGGUH MENYEBALKAN!

65 17 11
                                    

KARINA Dan Semua Kisahnya

"Semua yang aku punya kamu ambil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua yang aku punya kamu ambil. Setelah ini apa? Jangan-jangan, makanan sisa aku pun kamu ambil."

***

5. SUNGGUH MENYEBALKAN!

Hari ini begitu melelahkan bagi Karina. Semua masalah selalu saja datang. Dia tidak ingin semua itu hadir terus menerus di dalam hidupnya. Dia hanya ingin hidup bahagia, bukan malah sengsara.

Perlahan dia masuk ke dalam rumah. Sebenarnya dia sangat malas sekali, apalagi jika harus berhadapan dengan Papanya.

"Hah, gue nggak boleh nyerah!" ucap Karina sembari mengembuskan napas kasarnya.

"Assalamu'alaikum," ucap Karina. Namun, tak ada sahutan apa pun. Dia pun masuk ke dalam, dan segera menuju kamarnya.

Karina mendapati pintu kamarnya terbuka, dengan cepat dia masuk dan melihat apa yang sedang terjadi.

Karina membulatkan matanya sempurna, kemudian masuk lebih dalam. Mendapati kamarnya yang seperti kapal pecah, Karina mengepalkan tangannya.

"Siapa sih yang lakuin ini? Berani-beraninya sama gue!" Karina berdecak, siapapun yang telah melakukan hal itu, sudah memancing amarahnya.

"Baju-baju gue, buku gue, jam tangan gue, semuanya nggak ada!" Karina menyugar rambutnya. "Woi! Siapa yang udah ngacak-ngacak kamar gue!" teriak Karina.

Teriakannya mengundang semua orang datang ke kamarnya. Karina menatap kamarnya yang biasa bersih dan rapi, kini berantakan karena tikus yang tak tahu di mana keberadaannya.

Dimas masuk ke dalam kamar, kemudian menatap seisi kamarnya. "Ya ampun! Kok kamar kamu berantakan? Kamu apain hah?" Dimas malah menyalahkan Karina atas kejadian ini. Padahal bukan dia yang melakukannya.

"Pa? Karina baru aja pulang, jadi bukan Karina yang ngelakuin semua ini!" jelas Karina. Dia menatap ke arah Sarah yang bersembunyi di belakang Dimas. "Mungkin si tikus yang ngelakuinnya," ucap Karina sembari menatap ke arah Sarah. Sengaja menyindir, supaya dia mengakui saja kejahatannya.

"Maksud lo apa, hah?" sarkas Sarah. Sepertinya dia tersinggung.

"Oh, ngerasa ya lo?! Bagus deh, gue nggak perlu ngebacot lagi!"

Mendengar ucapan Karina yang seperti itu, Dimas menampar wajah Karina. Plak! Sungguh menyedihkan, Karina hanya membela dirinya saja, apa itu salah?

Sarah tertawa puas, sedangkan Karina menyentuh pipinya yang terasa panas dan berkedut. Namun, dia tersenyum, bahkan rasanya dia ingin ditampar lebih keras lagi.

"Ayo Pa, tampar lagi! Tampar Karina sepuas Papa!" teriak Karina sembari meraih tangan Dimas dan meketakkannya di pipi.

Dimas memejamkan matanya. Dia telah salah, Karina terluka karena dirinya. Maafkan, Papa, Nak! Dalam hatinya menangis, akhir-akhir ini dia selalu bersikap tidak adil terhadap putrinya.

Karina dan Semua Kisahnya (TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang