HUKUMAN

19 0 0
                                    

"Mer!! Kantin dulu yuk" ajak Jay menyamai langkah Amer. Sementara yang lainnya mengikuti dari belakang.

Amer tak mengubris ajakan Jay, asal kalian tau rasa kesal sehabis main kartu masih membuatnya mengeluh. Tak henti-hentinya pria berwatak keras itu memikirkan bagaimana caranya menjalankan tantangan yang bodoh tersebut. Sebuah paksaan yang mengharuskan perasaan sangat sulit untuk dijalankan bukan.

"Kenapa lu? Mikirin tantangan yang tadi?"tanya Jay memastikan. Sedangkan Amer melirik wajah Jay secara tajam.

"Dari tantangan lain-lainnya kayaknya ini yang paling mudah"lanjut Jay.

"Lu yang mampu kan lakuin aja sendiri"sahut Amer dengan nada dingin.

"Yakin?ga ada tantangan pun gua udah ada niat buat deketin tuh cewe"ujar Jay sembari tersenyum tipis.

Amer hanya tersenyum smirk sembari menggeser kursi kantin. Kini tempat duduk kantin pojok seperti basecamp kedua GANGSABOYS ketika istirahat,tapi ini belum waktunya bel sih.

"Den pesenin es lemon dong gua" suruh Amer sembari membuka dua kancing seragamnya yang nampak gerah.

"Semuanya pesenin den jangan bos nya doang" timpal Jay sembari melirik ke arah Amer.

"Mang! Es lemonnya sepuluh ya"pesan Aden kepada Mang Eri, tukang lanngganan es anak GANGSABOYS karena gampang dibuat utang.

"Siap. Bayarnya cash atau nyicil?" Tanya Mang Eri sedikit menyindir.

"Kaya biasanya mang dicicil 3x" sahut Aden.

Setelahnya anak GANGSABOYS nampak hening ada yang bermain hp dan juga saling berbincang pelan, kecuali Amer yang sedari tadi melamun sembari mengipasi baju yang sedikit menampilkan dada bidangnya. Sumpah deh kalau cewek-cewek pada liat udah butuh oksigen semua pasti.

Ekhar nampak menyengol lengan Aden sembari melihat gerak-gerik ketua geng yang tak seperti biasanya. Bisa kalian tebak sendiri lah penyebabnya apa ya kan.

"Ada yang lagi overthingking"sindir Ekhar yang langsung diberi tatapan maut oleh Amer.

"Jangan sotoy lu"sahut Amer dengan suara khas dan dingin.

"Tantangan lu itu ada untungnya tau ga disuruh deketin cewe secantik itu mah namanya keberuntungan"jelas Jay.

"Tau sii Amer waktu lu dua bulan doang buat deketin tuh cewek setelahnya yaudah lu tinggalin dan jangan lupa bilang semua itu cuma tantangan"timpal Ekhar.

Enteng banget mulut Ekhar ngomongnya,secara ga langsung Amer nantinya akan mempermainkan perasaan gadis tersebut. Gimana kalau salah satu dari mereka terbawa suasana dan nanti pasti akan menimbulkan kecewa. Mending nolak ga sii. Ga kebayang sakitnya gimana kalau gadis itu tau semuanya hanya gara-gara permainan.

"Minum dulu nih biar ga panas"ujar Aden sembari menggilir es lemon yang dibawa Mang Eri.

                                      ° ° ° °

"DI SURUH KE BK MALAH KE KANTIN"tegas Nara sembari melirik satu persatu anggota GANGSABOYS.

"Oh ada Amer, geng GANGSABOYS yang selalu bikin masalah di sekolah ini"timpal Pak Edi selaku guru BK.

"Nara catet nih calon pemuda-pemuda yang menyengsarakan orang tua!!"lanjut Pak Edi memerintah.

Kesepuluh pria yang tengah berdiri diruang BK itu nampak geram ketika Pak Edi melontarkan kata-kata tersebut. Apalagi wajah datar Amer yang nampak seram dan mengeraskan rahang.

"Siapa nama lu?kelas dan jurusan"tanya Nara sembari mencatat dibuku khusus kesiswaan. Asal kalian tau semua anggota GANGSABOYS udah masuk data merah yang menandakan siswa paling sering bermasalah.

Satu persatu anggota GANGSABOYS menyebutkan namanya hingga sampai di ujung, menampakkan seorang Jay dan Amer.

"Nama?"tanya Nara tanpa melihat lawan bicaranya.

"Remar Arthajaya, call me Jay baby. Kelas 12 jurusan IPS"jawab Jay sembari tersenyum tipis.

Nara hanya bergedek geli mendengar jawaban Jay. Ganteng sii tapi suka goda cewe sana sini.

Kini gadis tersebut menggeser langkahnya menuju ke arah Amer yang seperti biasa wajahnya tidak pernah berubah. Bunglon aja bisa berubah-ubah dan menyesuaikan tempat lah makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah ini malah ga berubah sama sekali rautnya, tapi tetep cakep asli.

"Nama?"tanyanya kesekian kali.

Amer hanya menggerakkan matanya kearah label nama yang terletak di sebelah kanan seragam sekolah.

Gadis itu mendengus kesal sembari menulis nama sang ketua geng yang tadi ia temui di basecamp GANGSABOYS. "AMERIO ZAMARA"ejanya sedikit penekanan.

"Cakep juga sama kek sebelahnya"batin Nara.

"Lu anak IPA?"tanya Nara sembari menaikan salah satu alisnya.

"Ga liat bet gua"jawab Amer jutek.

"NANYA". "Jutek amat tuh muka"bisik Nara, suara gadis itu menyalur halus kependengaran Amer dan dibalas lirikan olehnya.

"Hukuman kalian adalah berdiri di depan tiang bendera sampai nanti jam pulang sekolah!!"seru Pak Edi lalu menggiring anak didiknya ke lapangan sekolah.

"Gaada hukuman lain pak panas banget nih"protes Ekhar.

"Ini itu hukuman yang ga seberapa dari tingkah kalian yang selalu bikin masalah!!"seru Pak Edi.

"Pak bolos tuh udah biasa kaya ga pernah mudah aja"sahut Jay tanpa rasa takut sedikitpun.

"BERANI JAWAB KAMU!! UDAH TAU SALAH MALAH NGEBANTAH. HARUSNYA KALIAN TUH SADAR DARI BANYAKNYA SISWA YANG ADA DI SEKOLAH INI CUMA KALIAN YANG ATTITUDE NYA RENDAH DAN SELALU BIKIN MALU SEKOLAH!!!"Sentak pak Edi penuh amarah.

Sementara Amer mulai mengeraskan rahangnya dan nampak kesal, ga kebayang disuruh berdiri di depan tiang bendera dengan sentrongan mentari yang manasnya membara. Meski hukuman ini biasa dilakukan sii, tapi bedanya sekarang sampai jam pulang sekolah dibanding kemarin-kemarin yang hanya satu atau dua jam an.

"Dua jam aja dong pak beri keringanan"protes Ekhar kedua kalinya.

"GAADA INI HUKUMAN PALING RINGAN BUAT KALIAN, MAKANNYA JANGAN SERING BOLOS WAKTU ADA BIMBINGAN ATAU PELAJARAN. APA KALIAN GA BOSEN DI HUKUM TERUS DAN JADI TONTONAN SISWA LAIN"tegas Pak Edi sembari berkeliling kearah sepuluh orang tersebut.

"Ga ada yang bosen pak buat liat kita yang ada cewek-cewek tuh kesenangan liat pemandangan cowok ganteng kayak kita semua kecuali bapak"ujar Aden sembari tersenyum meledek.

"ngatain saya kamu!!"seru Pak Edi tak terima.

"Yah kalau situ ngerasa mohon maaf lahir dan batin pak"sahut Aden yang diiringi tawa kecil oleh yang lainnya.

"Kurang ajar kamu!Lain kali jangan begitu ya—".

"KEPANASAN NIH MEN"potong Jay sembari mengusap keringatnya. Ia juga membuka dua kancing seragam yang kini nampak sedikit basah dan tanpa sadar membuat siswi disana bersorak ria. Jangan lupakan watak Jay yang sengaja bikin ciwi-ciwi ketar ketir melihatnya.

"EMANG ENAK, RASAIN"ledek Pak Edi dengan senyum liciknya.

"prik banget tuh orang"ujar Jay sembari melihat kearah Pak Edi yang sudah melangkah pergi meninggalkan mereka.

                                        ° ° ° °

Secret Love Behind FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang