“Seorang anak memang tidak meminta untuk dilahirkan, namun ia ada karena sebuah permintaan, perjuangan dan juga harapan, tetapi mengapa ketika sudah dilahirkan malah sering kali diabaikan?”
"Oh jadi gitu ya? Ditinggal sebentar malah enak enakan tidur!"
"M-maaf mah, hari ini aku lagi gak enak badan."
"Alasan!"
"Aku beneran sakit, mah." Ucap Arka sambil menyenderkan tubuhnya pada dinding, anak itu terlihat sangat lemah dengan bibir pucatnya
"Yaudah nanti mama beliin obat! Sekarang lanjut belajar!"
"Tapi mah, aku butuh istirahat sebentar."
"Mama gak peduli apakah kamu butuh istirahat atau nggak! Belajar tetap jadi prioritas utama! Jangan sampai kamu kalah sama Jay!"
"Jangan manja!"
•••
JAYAKSA, anak kecil itu tetap setia dengan pensil dan buku gambar yang ada tangannya.
Meski kedua matanya tertutup, ia selalu menggenggam dan memeluk barang kesayangannya tersebut, di dalamnya terdapat banyak sekali hasil karya yang ingin ia tunjukan kepada orang tuanya
Namun, ayah dan ibunya selalu sibuk serta tidak mempunyai waktu untuk sekedar menemani Jayaksa yang sedang sakit
Dalam tidur lelapnya, tarikan nafas anak itu tiba tiba semakin cepat, hingga grafik EKG mulai menunjukan beberapa perubahan
Seorang pria yang ada di sampingnya pun tersadar dan langsung memasangkan masker oksigen pada hidung Jayaksa untuk memudahkannya bernafas
Melihatnya pun terasa menyakitkan.
Pria itu menggenggam tangan Jay sekaligus memberikan usapan halus di puncak kepalanya "Jay kuat! Jagoan om harus kuat!""Om disini untuk kamu, om gak akan tinggali kamu." Ucap Rangga dengan penuh rasa iba
Dalam keadaan lesu, anak itu menatap Rangga dengan meneteskan air mata "A-aku mau m-ma, sama p-apa disini-"
"Temani Jay, s-sebelum j-jay pergi."
Rangga termangu sejenak, ia berusaha membentuk sebuah senyuman di raut wajah tampannya, walau hati seakan disayat oleh perkataan Jayaksa
"Iya sebentar lagi mama sama papa datang kok, Jay gak boleh ngomong gitu." Perlahan Rangga mulai mengecup tangan Jayaksa yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri
"Kamu gak akan kemana mana, om janji om bakal sembuhi kamu, nanti kita main bareng lagi sama Eza. Jay pengen main bola kan?"
Jayaksa menggelengkan kepalanya hingga membuat Rangga tak bisa lagi menahan kesedihan, apakah anak itu sudah lelah?
"Kenapa? Kenapa gak mau hm?"
"Jay harus berjuang sekali lagi, Jay gak mau kan buat mama sama papa sedih?"
Kedua mata anak itu sedikit demi sedikit mulai tertutup, denyut nadinya semakin melemah
"Jay? Jay gak boleh tidur! Bangun! Kamu mau nunjukin semua gambar ini sama mama papa kan? Tunggu sebentar lagi, mereka pasti datang."
LAKUNA || RUANG KOSONG
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna | Jasuke Enhypen
Fanfiction[MOHON MAAF BOOK INI SEDANG DI REVISI🙏] Arka selalu dituntut menjadi nomor satu oleh ibunya, terutama dalam hal menyaingi Jayaksa. Sementara Jayaksa, meskipun ia telah berusaha keras, ia tidak pernah mendapatkan apresiasi apapun dari kedua orang tu...