06: Mereka berdua sama

618 54 7
                                    

Orang menangis bukan karena mereka lemah. Tapi, mereka menangis karena telah berusaha kuat dalam waktu yang lama.

Gadis itu sudah puluhan kali berguling di atas ranjangnya, malam ini ia tidak bisa tidur karena tubuhnya terasa panas dan menggigil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu sudah puluhan kali berguling di atas ranjangnya, malam ini ia tidak bisa tidur karena tubuhnya terasa panas dan menggigil

Nidya segera memanggil ibunya lewat telpon "Mamah sini, aku demam." Ucapnya dengan nada manja

Beberapa detik kemudian, seorang wanita paruh baya datang menjumpai kamar putrinya "Ya ampun sayang, tubuh kamu panas loh." Ucap Jeni sambil membolak balikan telapak tangannya di kening Nidya

Nidya pun mengangguk angguk dengan mata terpejam

"Bentar ya, mama mau ambil air dulu buat kompres kamu."

Saat wanita tua itu beranjak, tangan Nidya langsung mencekalnya
"Gamau, mama tetap disini. Suruh Ayra aja yang ambil!"

Menuruti keinginan putri tersayangnya itu, ibu Nidya langsung berteriak memanggil Ayra

"AYRA!"

"AYRA SINI KAMU?!"

"SAYA TAHU KAMU BELUM TIDUR!" Teriak wanita itu menggelegar sampai ke kamar orang yang dimaksud

Dengan langkah malas, Ayra terpaksa menghampiri dua penguasa rumahnya itu

"Ada apa?" Jawab Ayra tak mengindahkan tatakrama. Ia berdiri santai layaknya preman pasar sambil mengunyah permen karet di ambang pintu kamar Nidya

"Kakak kamu demam, cepat ambilin kompresan sama air!" Suruh Jeni

Ayra memutar malas kedua bola matanya "Ck. Kenapa gak situ aja yang ambil?!" Gerutu gadis itu

"Ngomong apa barusan?!" Jeni menatapnya dengan tajam

"Iya iya." Ayra menggerakkan seluruh tubuhnya menuju dapur, ia terpaksa melaksanakan perintah ibu tirinya karena jika tidak, telinganya bisa tuli disebabkan omelan pedas

"Manja amat anjir! Giliran gw sakit semua orang gak ada yang peduli!" Keluh gadis itu sambil menyiapkan air ke dalam sebuah wadah

Beberapa saat kemudian, Ayra  kembali dengan menyerahkan apa yang diminta ibu tirinya "Nih."

Wanita paruh baya itu segera mencelupkan kain kedalam air dingin, lalu ia memerasnya dan menempelkannya pada kening Nidya

"Udah kan?" Ucap Ayra memastikan "Aku mau tidur!" Lanjutnya berjalan menuju ambang pintu

"Enak aja! Kamu harus jagain Nidya malam ini!" Sahut ibunya hingga menghentikan langkah gadis itu

Lakuna | Jasuke EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang