"Tidak ada yang abadi, baik bahagia maupun luka, suatu saat kita akan tiba di titik menertawakan rasa yang dulu sakit atau menangisi rasa yang dulu indah."
"Ayo Jay semangat!" Ucap Dharma menyemangati anak itu. Malam ini Jayaksa ikut kumpul bersama keluarga lengkap Eza
Di ruang tengah, mereka telah menumpuk balok-balok kayu dengan susunan tiga balok per-baris hingga membentuk sebuah menara
Suasana sangat heboh walau hanya dipicu oleh Eza seorang, namun yang lainnya tak lupa merespon dengan tawa meski candaan Eza terkesan garing. Itu lebih baik daripada keadaan di rumah Jayaksa
"YEAY BERHASIL!" Teriak Eza kegirangan sampai melompat lompat padahal yang melakukannya adalah Jayaksa
"Huh hebat banget teman gweh." Bangga Eza di hadapan semua orang sambil memeluk Jay yang ada di sampingnya
"Homo lu!" Sarkas Jeno, namun Eza tidak peduli
Keenam pria itu belum menyerah sama sekali akan permainan yang melatih otak tersebut, sementara dua perempuan yang sempat bergabung sebelumnya, sudah tak mau lagi ikut berpartisipasi karena selalu kalah
Tiffany dan calon menantunya lebih tertarik bereksperimen di dapur
Sambil menyiapkan berbagai makanan untuk makan malam, Tiffany dan Rose sesekali masih menyimak pembicaraan semua pria yang ada di depannya itu
Sekarang giliran Eza, semua orang tidak ada yang bersuara. Pria itu menekuk bibir sambil melipat kedua tangannya di depan dada "Dady, om, sama kak jef pilih kasih!" Rajuknya seperti anak kecil
"Tadi Jay aja pada ngedukung, sekarang giliran Eza yang main..."
"Semangat!!!" Ucap Jay tiba tiba memecah keheningan sambil mengangkat kedua tangannya, hal itu mengundang gelak tawa dari banyak orang sebab menurut mereka Jayaksa lucu
Setelah mendapatkan dukungan, akhirnya Eza melanjutkan permainannya dengan serius. Pria itu fokus menarik balok dari menara dengan hati hati agar tidak sampai rubuh
"Kalau gak ada Eza, rumah pasti bakal sepi karena papa sama Jefri orangnya jarang ngomong." Ucap wanita paruh baya itu kepada Rose_pacar baru Jefri + calon istrinya
"Tapi kalau udah ribut sama Jeno, uhhh mama pusing tujuh keliling." Lanjut Tiffany menggelengkan kepalanya sambil menjulingkan mata
Perempuan berambut pirang itu hanya tersenyum mendengarkan Tiffany bercerita, mungkin Rose nervous sebab ini baru pertama kalinya ia menginjakkan kaki di rumah Jefri
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna | Jasuke Enhypen
Fanfiction[MOHON MAAF BOOK INI SEDANG DI REVISI🙏] Arka selalu dituntut menjadi nomor satu oleh ibunya, terutama dalam hal menyaingi Jayaksa. Sementara Jayaksa, meskipun ia telah berusaha keras, ia tidak pernah mendapatkan apresiasi apapun dari kedua orang tu...