20: Membuka hati

402 34 10
                                    

“Cinta itu bukan berarti mencintai seseorang yang sempurna, tapi bagaimana mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan cara sempurna.”

"Kami sudah mengecek dan mengambil beberapa sampel darah untuk dilakukan test

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kami sudah mengecek dan mengambil beberapa sampel darah untuk dilakukan test. Sekarang tinggal menunggu hasilnya saja." Ucap seorang dokter kepada wanita berumur dua puluhan itu setelah memeriksa kondisi Ayra

Mendengar perkataan tersebut Yeji masih belum merasa lega, ia takut peristiwa dulu terulang kembali, dimana ibunya meninggal karena penyakit mematikan_leukimia

Mengingat ciri ciri yang dialami oleh Ayra, hal itu sama persis seperti almarhum ibunya

Yeji menggeleng sambil membuang pikiran negatif dalam otaknya, wanita itu berlanjut duduk di samping adiknya yang masih menutup mata

"Ayra pasti baik baik aja kok." Ucap Haidar menguatkan serta merangkul pundak istrinya

"Iya by, aku juga maunya kayak gitu. Tapi jujur, aku sedikit takut. " Jawab wanita itu

Haidar mengerti perasaan Yeji, pria itu pun mengangguk ikut merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang kakak dengan trauma masa lalu

"Semoga hasilnya baik baik saja ya."

Beruntunglah Yeji mempunyai Haidar yang selalu menemani di setiap penderitaannya, dari mulai sang ibu yang meninggal karena sakit parah, lalu ayahnya menikah lagi dengan wanita simpanannya, kemudian akhirnya ia dan Ayra pun terbuang begitu saja

Kini pandangan Yeji kembali terfokus kepada Ayra sambil menggenggam tangan gadis itu dengan penuh kekhawatiran

"Ra, kakak kan udah pernah bilang, jangan sembunyikan apapun dari kakak."

"Kalau kamu sakit, bilang sama kakak. Jangan kayak mama yang selalu menyembunyikan sesuatu dari kita."

Wanita itu menjadi lebih emosional sekarang, Yeji lagi lagi meneteskan air matanya "Kakak gak mau kehilangan lagi, pokoknya jangan tinggalkan kakak ya. Kakak cuma punya kamu sama kak Haidar."

Sedetik kemudian, mata itu mulai terbuka. Ayra melihat Yeji sedang menangisi dirinya

"Akhirnya kamu sadar." Ucap Yeji berakhir memeluk Ayra dengan sangat erat "Makasih ra."

Ayra merasa heran dengan keadaan sekitar. Mengapa saat dirinya terbangun, ia berada di suatu tempat asing berbau karbon

Seingatnya, ia sedang duduk di sofa dan menatap layar televisi untuk menonton salah satu program yang dia suka. Tiba-tiba saja Ayra merasakan pusing, ia pun bergegas ke kamar mandi karena menemukan mimisan darah yang terus-menerus keluar berlebih dari hidungnya

Lakuna | Jasuke EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang