Mengikhlaskan artinya merelakan dia bersama siapa pun. Sebab, akhirnya aku paham. Kita di pertemukan hanya untuk menjadi teman.”
"Ih ko gitu sih? Sayang, yang bener dong kupasnya." Ucap gadis itu merebut buah mangga yang sedang di kupas Arka
Mata Eza terbelalak mendengar ucapan Ayra barusan
"Sayang?" Pria itu tak menyangka sambil mengedip ngedipkan mata"Gw juga sayang ko sama lo." Sahut Arka dengan menampakan senyumnya di depan Ayra
Eza bolak balik menatap Ayra dan Arka yang ada di hadapannya "Lo berdua? Sejak kapan?" Tunjuknya
"Ih maksud gw bukan gitu! Maksud gw sayang daging mangganya banyak yang ke kupas."
"Sayang disini bukan sayang beneran, tapi sayang sayang. Lo berdua ngerti gak sih?!" Jelas Ayra membenarkan
Arka pun mengangguk dengan senyum manis yang masih belum terlepas dari wajah tampannya "Panggil gw sayang juga gapapa kok. Gw udah lama nunggu jawaban dari lo."
Ayra dibuat bungkam oleh pria itu hingga tidak bisa berkata kata apa lagi
"Enak aja. Gak! Gw gak izinin!" Timpal Eza tak terima
"Lo siapa? Emak gw?" Jawab Ayra kepada Eza "Lo juga pacaran, gw fine fine aja." Gumamnya
"Udahan gw."
Sontak Ayra langsung mendongkakkan kepalanya sambil membulatkan mata kearah Eza "HAH?"
"Udahan maksudnya putus gitu?"
Eza menekuk bibirnya di hadapan gadis itu "Ya mau gimana lagi, dia lebih milih pindah ke luar negeri ikut nyokap sama bokapnya, gw kan gak bisa jalani hubungan jarak jauh kayak gitu, jadi lebih baik udahan aja."
"Lo yang mutusin?" Tanya Ayra penasaran, sedangkan Arka hanya menyimak pembicaraan mereka
"Ya iyalah biar adil. Masa gw yang mulai dia yang mengakhiri."
"TOLOL." Sahut Arka
Eza langsung melirik tajam kearah pria itu sambil menendang kaki kursi yang sedang di duduki Arka
"Punya cermin gak? Ngaca dulu!""Gw tahu, gw ganteng."
"Anjir najis PD banget lo!"
"Mulai lagi, mulai. Ayo berantem aja terus sampai liang lahat!" Sarkas Ayra meninggikan suara sambil menggelengkan kepalanya pening
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna | Jasuke Enhypen
Fanfic[MOHON MAAF BOOK INI SEDANG DI REVISI🙏] Arka selalu dituntut menjadi nomor satu oleh ibunya, terutama dalam hal menyaingi Jayaksa. Sementara Jayaksa, meskipun ia telah berusaha keras, ia tidak pernah mendapatkan apresiasi apapun dari kedua orang tu...