Sub tema kelompok Cindy-Serga: Artikel kronologis yang terjadi maksimal 2 tahun terakhir mengenai peristiwa fenomenal di sekolah (bisa jadi prestasi, pengalaman unik, dll) dengan fokus utama ialah siswa SMA Bakti Mulya Surabaya.
REFLEKS, kedua mataku mendelik, mengamati ponselku lamat-lamat.
Tidak ada yang berubah, aku memang tidak salah baca.
Tentang siswa.
Dua kata itu paling menarik perhatianku.
Bu Suci ingin aku menulis artikel picisan tentang siswa.
Desahanku mengudara, terdengar jauh lebih melelahkan dari yang kuduga. Padahal jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh, tapi Bu Suci berhasil mengaduk-aduk suasana hatiku dengan menyerahkan hasil undian untuk topik artikel.
Dengan santainya beliau berkata di grup WA:
Bu Suci
Baiklah anak-anak. Ibu sudah undi sub-tema untuk tugas artikel kalian. Silakan lihat hasilnya di sini:
Terlampir sebuah dokumen.
Saat itu aku ingat aku langsung mengernyit penasaran. Jantungku berdegup lebih keras, aku menggigit bibir selagi berusaha membuka dokumen PDF itu. Sebenarnya aku tidak punya ekspetasi apa-apa, sih. Hanya, aku juga tak menyangka akan kedapatan tema paling picisan yang harus mengulas kehidupan siswa.
Aku melirik jam, masih ada sekitar lima menit sebelum bel masuk. Aku buru-buru bangkit dari bangku, mengantongi remasan kertas hasil undian tadi dan pergi keluar kelas.
Aku sempat berpas-pasan dengan Jinny di koridor―nyaris bertabrakanーdan terlihat ia menyapaku dengan senyum antusias sebelum ekspresinya berubah dengan kernyitan bingung ketika aku hanya menepuk pundaknya dan melewati pergi.
Ia berseru, "Aku pinjam PR Mat, ya?"
Yang hanya kutanggapi dengan acungan jempol dari jarak jauh. Aku mempercepat langkahku saat menuruni tangga, berbelok menyusuri lorong IPA di sebelah perpustakaan.
Saat melihat sosoknya di lorong loker, tanpa sadar aku membuang napas lega. Aku sempat mengatur napas beberapa detik sebelum berkata, "Kita dapat bagian artikel gosip--nggak sepenuhnya gosip, sih, intinya artikel yang mengulas kehidupan spesifik siswa. Dateline dua minggu lagi, artikel minimal 500 kata dengan minimal 5 sub poin dan 5 gambar."
Serga masih sibuk mengorek-ngorek loker, tidak melirik apalagi memperhatikanku sama sekali. "Terus?"
Aku menarik napas, mencoba untuk menelan kembali rasa kesal yang tadi sudah siap di ujung lidah. "Terus, kapan kamu punya waktu luang untuk liput berita?"
Kini, gerakan tangannya terhenti. Serga menutup pintu loker, kemudian berbalik dan menatapku dengan satu alis terangkatーseolah aku baru mencetuskan ide gila atau semacamnya. Padahal seharusnya aku yang menatapnya begitu. Bekerja sama dengan Serga adalah sesuatu, tapi bekerja sama dengan Serga dalam meliput berita jelas adalah hal yang berbeda.
"Siapa bilang aku bakal ikut liput berita?"
Aku menatapnya tak percaya. "Terus ngapain ikut klub jurnalistik kalau nggak mau liput berita?"
Serga mengerjap salah tingkah. Barulah aku tahu ada sesuatu yang tidak beres di sini.
"Jadi alasan yang kamu sebutin kemarin nggak ada kaitannya sama sekali dengan nulis?"
Aku mengangkat kedua alis, menuntut pembalasan. Namun alih-alih, ia hanya terus menghindari tatapanku. Bel masuk berbunyi sebelum pertanyaanku terjawab. Alih-alih demikian, ia malah menatapku datar. "Setiap hari kecuali Jumat. Kamu aja yang nentuin harinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMA [Jeon Wonwoo]
Novela JuvenilCindy Priscilla memandang kehidupan 17 tahunnya bagai sebuah eksperimen anti-gagal: ia punya reputasi untuk dipertahankan, nilai dan peringkat untuk dijaga, dan masa depan untuk dikejar. Eksperimen ini sudah terencana matang dan akan berjalan sempur...