#10. He Knows

2.6K 211 10
                                    

Brakk

Jaemin tersentak saat Jeno menutup pintu kamar sedikit keras.

Jaemin hanya terdiam, masih setia dengan posisi duduk di kasur Jeno sambil memegang bingkai foto mereka berdua.

Air matanya pun sudah lolos membasahi pipinya.

Ia menyesal karena meninggalkan Jeno. Ia menyesal karena lama tak memberikan kabar pada Jeno.

Ia mengingkari janji yang telah ia buat sendiri.

Dibalik pintu, Jeno menyenderkan tubuhnya dan menangis.

Khawatir kalo tiba-tiba Jaemin buka pintu terus Jeno nya kejengkang ke belakang:v

"Aku kangen kamu Na" ucap Jeno.

.
.
.

"Dimana Mark dan Haechan?" Tanya Ten.

Sekarang adalah waktunya makan malam bersama. Jaehyun dibantu oleh para seme menyiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk barbeque an.

"Tadi Yangyang liat mereka di taman belakang Mae" sahut Yangyang.

"Lagi ciuman" lanjut Yangyang

"Benarkah?" tanya Ten dan tersenyum pada Taeyong.

"Sepertinya lebih cepat lebih baik" ucap ten dan dinagguki oleh Taeyong.

Seperti nya mereka berdua nemiliki pemikiran yang sama.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Jaehyun

"Emm itu.. kami sedang membicarakan tentang pernikahan Mark dan Haechan" ucap Taeyong.

Jaehyun dan para seme yang lain terkejut. Bagaimana tak terkejut? Tiba-tiba para ukenya membicarakan tentang pernikahan anaknya.

Memang sebenarnya bukan hal yang tidak mungkin terjadi. Karena Mark pun sudah bisa mengelola perusahaan ayahnya.
Dan Haechan juga sebentar lagi akan lulus dari SMA.

Jika memang Haechan ingin kuliah, maka ia bisa melakukannya. Toh Mark juga pasti tidak akan bisa melarangnya.

.
.
.

Jeno memutuskan untuk turun dan ikut bergabung dengan yang lainnya.
Sementara Jaemin yang masih setia berada di kamar Jeno dengan terus memegang bingkai foto mereka berdua.

Taeyong yang melihat Jeno turun dengan wajah yang sembab seperti orang habis menangis pun mengerutkan keningnya.

Apa yang terjadi pada putra bungsunya itu?

"Jen, dimana Jaemin?" Tanya Winwin.

Jeno seakan-akan tuli. Ia tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan padanya.

Jeno mendudukan dirinya di kursi sebelah Hendery.

Tak lama kemudian Mark dan Haechan pun ikut bergabung.

Di ujung sana ada Chenle yang terus menggoda Jisung dengan segala tingkahnya. Berharap Jisung segera mau membuka hatinya untuknya.

Taeyong menyadari adanya ketidak beresan pada putra bungsunya pun segera berjalan ke arah kamar Jeno.

Ia mengetuk pintu bercat putih itu dan sesekali memanggil nama Jaemin.

Tok tok tok

"Jaemin" panggil Taeyong.

"Jaemin, apa kamu di dalam sayang?"

Masih tidak ada jawaban. Taeyong akhirnya memutuskan untuk masuk.

Old Friend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang