Kerusakan Umat Akibat Rokok

2 0 0
                                    

Kerusakan Umat
Akibat Rokok

Oleh : Abdurrahman Lubis

Seorang ustadz dalam bayan (tausiah) nya, berkisah, nanti Malaikat Ridwan penjaga pintu sorga berseru,
Salamun Qoulan min robbirrohim
(Selamat datang panggilan dari Robb yang Maha Pengasih). Maka semua yang ngantri masuk satu persatu. Tiba2 seorang protes, "wahai malaikat Ridwan saya kok belum dipanggil".
"Ya insya Allah nanti kamu dipanggil". Ridwan menyeru lagi dan satu persatu masuk pintu sorga.
"Saya kok belum dipanggil ?" , lagi orang tadi protes.
Sijawab: "Insya Allah nanti kamu juga dupanggil".
Rupanya selagi di dunia orang itu, kalau diajak jihad/dakwah, selalu menjawab Insya Allah, tapi tak pernah berangkat.
Malaikat Ridwan berseru lagi, dan seorang lainnya ngacung, "Saya kok belum dipanggil, padahal saya dakwah 4 bulan tiap tahun". Ridwan nenjawab, "Ya , kamu benar dakwah 4 bulan tiap tahun, tapi kamu kan masih merokok...?!".
Gerrr...tiba2 pendengar tertawa terbahak bahak mendengar "lelucon" sang ustadz dalam tausiahnya.

Prof. Dr. H. Yunasril, M.A., حفظه الله ورعاه dosen UIN  Syarif Hidayatullah.

Selama umat Islam masih merokok  maka selamanya ekonomi umat akan terserap dengan mudah ke para Taipan/cukong rokok

Ilustrasi, jumlah rokok yg terjual setiap hari di Indonesia 90 juta bungkus.  Setidaknya 80%  pembelinya umat Islam. Bila  sebungkus Rp 10.000 (kenyataannya di atas itu hingga Rp20,000.-/bgks).
Setiap hari Rp 900 milyar uang masuk kantong pemilik industri tembakau.

Bila sehari Rp 900 milyar terbakar, maka dalam 4 hari  Rp 3,6 trilyun. Bandingkan dengan total jumlah WAZIS yg terkumpul dari semua LAZIS di tahun 2016 di seluruh Indonesia yg 'hanya' Rp 3,7 trilyun, itu artinya jumlah ZIS yg dikumpulkan dengan susah payah selama satu tahun penuh ternyata sama besar dengan uang yg 'dibakar' lewat rokok selama 4-5 hari saja!!  Ini adalah perbandingan yg luar biasa mencengangkan!!
Demikian sang profesor.

Katanya lagi, seandainya umat Islam kompak penuh kesadaran berhenti merokok selama satu pekan saja, maka lihat berapa uang rokok tersebut bila disisihkan utk dana pemberdayaan umat. Luar biasa, 'kan? Bagaimana bila umat Islam berhenti merokok sama sekali dan uang rokok kompak disisihkan utk dana pemberdayaan ekonomi umat? Yakinlah insya Allah umat Islam akan maju.

Siapa saat ini yang mayoritas menguasai industri rokok, kata professor, dari hulu hingga hilir, pasti kita tahu jawabannya. Mereka itu 40-50 tahun lalu disebut sebagai tauke atau cukong dengan kepemilikan satu gudang tembakau dan satu pabrik rokok. Sekarang ini, anak-cucu mereka bukan lagi sekedar cukong atau tauke, melainkan mereka sekarang disebut taipan atau konglomerat. Menrut data Majalah Forbes, berapa dari mereka  masuk 50 besar orang terkaya di Indonesia bahkan Asia.  Mereka  besar hasil rokok yg dibeli oleh puluhan juta umat Islam.

Sekarang mereka bilang sebagai taipan, mereka besar bukan dari rokok saja.  Sekarang mereka punya pertambangan besar, real estate/properti raksasa, hingga perkebunan . Padahal semua itu modalnya dari industri tembakau. Sampai sekarang industri tembakau masih jadi pemasukan utama mereka. Selama umat tetap merokok, maka mereka akan terus semakin kaya!

Lihatlah, buruh tembakau adalah buruh yg -maaf- hidup mengenaskan. Mereka miskin di bawah kaki para taipan yg luar biasa kaya. Siapa para buruh tembakau ini ? Mereka mayoritas umat Islam juga. Padahal bos-bos mereka kaya raya dari hasil jual rokok yg dibeli umat Islam.

Para pecandu rokok sulit percaya bahwa rokok itu beracun dan bisa membunuh penghisapnya pelan2. Bila ada makanan atau minuman pada kemasannya ditulis 'Beracun dan Membunuh' maka orang nggak ada yg berani beli dan memakannya. Anehnya, biarpun pada kemasan rokok sudah ditulis demikian, tetap saja orang beli dan menghisapnya tanpa ragu.
Jadi umat Islam harus berhenti merokok. Nenurut ajaran Islam pun _makruh_ (yang dibenci Allah).Memang tidak haram, tapi dibenci Allah. Nah kalau tiap hari dibenci karena tiap hari merokok apa tidak jatuh jadi haram ? Itulah sebabnya Nabi _Sallallahu alaihi wasallam_ membenci _ad dukhon_ , asap rokok, khomar/minuman keras dan segala yang membuat ketagihan (addictif), karena dapat menghalangi mengucapkan _laa ilaha illallah_ di saat sakratul maut.
Al Quran telah mentarbiah umat untuk tidak konsumsi khomar , judi dan mengundi nasib, karena rijsun (perbuatan keji) dari amalan syaithon dan perintahnya _fajtanibuuh_ (jauhilah amalan itu). Maka, saat turun ayat tentang larangan tersebut, semua sahabat Nabi _Sallahu alaihi wasallam_  menghancurkan sendiri kendi2 khomarnya, hingga sejak itu tak ada lagi konsumennya.
Tanpa turun tangan pihak security. Bukan malah membuka indusrri khomar.....
Kalau alasan kesehatan, sudah pasti sumber berbagai penyakit. Apalagi alasan pemberdayaan ekonomi umat !!
Bahkan lebih baik lagi kalau pemerintah di suatu negara membuat kebijakan agar tidak ada yang produksi benda2 itu, demi membahagiakan rakyatnya.

Bahaya kecanduan,  para perokok dan khomar/miras sudah nggak percaya, meski sudah dibilang membayakan kesehatan. Para taipan dan cukong itu sendiri tak mau menghisap rokok yang mereka jual. Makanya, alasan  pemberdayaan umat saat ini jauh lebih relevan agar berhenti merokok.
Berhentilah merokok dan niras sekarang juga dan sisihkan uang  tersebut secara berjamaah utk membangun perekonomian umat. Ekonomi umat harus dibangun secara bersyarikat, seperti halnya Syarikat Dagang Islam (SDI) yang dibangun oleh H. Samanhudi di Surakarta pada tahun 1911. Jadi sudah lebih dari satu abad lalu tokoh umat Islam mempelopori pemberdayaan umat secara bersyarikat atau berjamaah, tidak bisa ekonomi dibangun sendiri-sendiri. Umat Islam tinggal mencontoh dan melanjutkan apa yang sudah pernah dilakukan oleh pendahulu mereka.
Allahul musta'aan...

(Antara lain sumber dari Khutbah Jumat Prof. Dr. H. Yunasril Ali, M.A. di Masjid Raya Pondok Indah).

Penulis,
Pemerhati Keislaman

(selalu berusaha menjauhi yang dibenci Allah).

Kutipan IslamiyyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang