Readers POV
Setelah beberapa jam berada di ruang kesehatan, akhirnya aku pun diperbolehkan oleh Recovery Girl untuk pulang ke rumah. Dan tentu saja teman-temanku yang lain sudah pulang ke rumah mereka masing-masing sejak tadi. Yaa walaupun harus melalui paksaanku terlebih dahulu...
Aku turun dari brankar dengan perlahan, dan berjalan meninggalkan ruang kesehatan setelah menggunakan tas ranselku. Di koridor, aku berjalan seorang diri. Hingga suara derapan kakiku saja terdengar sangat jelas.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya aku sampai di hadapan sebuah pintu besar tempat ruangan All Might berada. Sejenak, aku mengatur nafasku agar menjadi lebih teratur.
Kalian tahu? Sejak tadi aku terus-menerus memikirkan kesalahan yang aku buat. Menebak-nebak apa yang menjadi alasan All Might memanggilku ke ruangan pribadinya.
Tok tok tok
Ah, tanpa sadar tanganku mengetuk pintu itu! Padahal keberanian ku belum sepenuhnya terkumpul.
Cklek
Pintu besar di hadapanku ini terbuka, menampilkan sosok bertubuh besar dengan senyum kuda khasnya.
"Ah, (name) shoujo rupanya. Aku sudah menunggumu. Ayo masuk," ucap All Might seraya membuka pintu sedikit lebih lebar agar aku bisa masuk.
Aku membungkukkan badan 90 derajat, lalu berjalan perlahan memasuki ruangan 'pribadi' All Might yang tentunya jarang dimasuki oleh sembarang orang. Aku semakin yakin bahwa kesalahan yang tidak kusadari pasti fatal sampai-sampai All Might menyuruhku untuk datang ke ruangannya.
Setelah memasuki ruangan itu, mataku sedikit melebar. Terkejut melihat Nezu kōchō dan Aizawa sensei yang sudah duduk dengan santainya di salah satu sofa. Terlebih lagi, AIZAWA SENSEI?! Sebagian besar tubuhnya masih terlilit oleh perban yang sangat tebal, pasti karena kejadian di USJ kemarin. Aku mendengarnya dari Mina tadi.
"Y-yang benar saja! Mengapa sensei juga berada disini? Bukannya ia harusnya masih berada di rumah sakit? Lukanya masih sangat parah!" batinku.
"Duduklah disini, (name) shoujo," sila All Might sembari menyodorkan sebuah kursi bulat berkaki tinggi.
"A-arigatou..."
Aku duduk di kursi yang All Might berikan. Dengan berusaha bersikap se-sopan mungkin, aku terus menatap kearah lantai karena tidak tau harus melakukan apa. Canggung...
"Jadi begini, (name)-san..." Nezu kōchō membuka suara, membuatku mengangkat kepala menatapnya.
"Ha-ha'i?"
"Sebenarnya, kami ingin menyampaikan sesuatu padamu." ucapnya lagi.
"Sebelumnya aku mau bertanya. Sebenarnya, apa jenis quirk milikmu?" tanya Nezu kōchō.
"A-aku... Aku tidak... Memiliki quirk," jawabku pelan.
"Begitu ya..." ucap Nezu kōchō lirih, namun senyumannya itu membuatku sedikit bingung.
"Begini, (name) shoujo. Aku akan langsung ke intinya. Bagaimana jika fakta yang kau ketahui itu... Sebenarnya adalah suatu kesalahan?" tanya All Might. Oke, ini semakin membuatku bingung.
"Apa maksudnya?" tanyaku tanpa ragu.
"Bagaimana kalau ternyata kau itu memiliki quirk?" tanya Aizawa sensei datar.
"A-ahaha, yang seperti itu tidak mungkin sensei..." Aku mengembangkan tawa canggung. "Lagipula aku sudah sering keluar masuk rumah sakit hanya untuk memastikan kemunculan quirk ku. Namun adanya quirk dalam tubuhku sama sekali tidak terjadi. Kata dokter, dua sendi di jari kelingking ku lah yang menandakan ketidak-adanya quirk di tubuhku," jelasku dengan nada sedikit cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quirkless (Todoroki Shoto X Readers)
FanfictionMenjadi Rival Todoroki Shoto? Kenapa tidak? Kamu memperkenalkan dirimu di kelas sebagai seorang Quirkless yang berarti manusia tanpa Quirk/Kekuatan Yaa itu memang benar bahwa kau tidak memilikinya. Walau sudah memeriksa ke dokter berkali-kali pun ta...