꧁☬Kecurigaan☬꧂

1.8K 325 116
                                    

Author POV

Setelah mengisi perut di cafetaria yang sangat ramai itu, (name) dan yang lain pun meninggalkan cafetaria dan berniat kembali menuju stadion. Namun di tengah perjalanan, Todoroki menepuk pelan bahu (name), dan mengajaknya untuk berbicara 4 mata. Hingga sampailah mereka pada lorong remang pinggir lapangan dengan posisi berdiri saling berhadapan.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan, Todoroki-kun?" tanya (name) memecah keheningan. Karena sedari tadi, Todoroki hanya diam saja. padahal ia yang mengajak (name).

Hening...~

"Etto... Todoroki-kun," panggil (name) lagi. Tapi Todoroki nya tetap diam dengan tatapan tajam lurus kearah (name). 

"Tekanan dingin nya kerasa banget woe! Tolongin saiaa!" batin (name) seraya mengalihkan sorot matanya dari Todoroki.

"Aku kewalahan oleh tim mu. Terlebih dirimu," Todoroki membuka suara.

"He?"

"Momentum mu begitu kuat, sehingga aku melanggar sumpahku sendiri," lanjutnya.

"Maksutnya, api yang tadi kali ya? Yaa walaupun aku ga inget sih..."

"Baik Iida atau Kaminari, Yaoyorozu dan Tokoyami, bahkan Uraraka. Semuanya tidak ada perasaan semacam ini. Di akhir pertandingan tadi, hanya aku yang terkena momentum mu," ucap Todoroki. Tangan kirirnya yang sedari tadi di masukkan kedalam saku, ia keluarkan dan menatapnya.

"Jadi... apa maksudmu?" tanya (name) tak mengerti.

"Maksud ku, aku merasakan aura yang berbeda darimu. Aura yang tak sama dengan teman yang lain," jawab Todoroki.

"Mungkin, karena aku... quirkless?" -(name)

"Tidak, aku tidak yakin bahwa kau quirkless. Kau selalu menunjukkan kejadian tak terduga. Bahkan chinchilla pun kau mendapat nomor pertama. Sebenarnya, apa yang kau sembunyikan?" tanya Todoroki intens. Bahkan nada bicaranya terkesan menusuk.

"Emm... gaada tuh. Aku sama sekali tidak menyembunyikan apa-apa. Karena aku memang quirk-"

BRAK!!

Todoroki menyela perkataan (name) dengan meng-kabedon nya. Tangan kanan nya lurus menyentuh dinding. Mengunci pergerakan (name) di tempat. Membuat (name) terbelalak, dan mengerjapkan mata berkali-kali.

"T--Todoroki-"

"Katakan, (name). Katakan kebenaran mengenai dirimu! Aku tidak ingin ada rahasia diantara kita!" ucap Todoroki lantang. Untung saja di lorong ini hanya ada mereka berdua. Tapi, apa memang begitu...?

"Ha?" (Name) semakin bingung. Kenapa Todoroki tidak ingin ada rahasia diantara mereka? Padahal kan hanya teman. Tentu memiliki privasi sendiri bukan?

"Ma-maksudku... aku tidak ingin dikalahkan olehmu. Jika kau terus menyembunyikan quirk mu, tentu aku tidak akan bisa mengalahkan mu," ujar Todoroki kalap.

"T-tapi tidak perlu sampai meng-kabedon segala kan?" (Name) mendorong pelan badan Todoroki agar sedikit menjauhi nya.

"Ah, sumanai..." -Todoroki. Sambil menjauh 'dikit'

"Tapi, kenapa kau sampai segitu bencinya pada Endeavour, Todoroki-kun?" tanya (name) mengalihkan pembicaraan. Dia tidak terlalu suka jika topik nya mengenai quirkless.

"Sebenarnya aku tak ingin memberi tahukan ini pada siapapun..."

"Jika kau butuh tempat cerita, cerita saja padaku. Kesedihan jika terus di pendam tidak akan membuatmu lega Todoroki-kun," pesan (name) seraya berkacak pinggang dengan tangan kanan nya.

Quirkless (Todoroki Shoto X Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang