Chapter 26

1.2K 132 112
                                    

"Tumben sekali kau sudah siap pagi begini Saku ..." Sakura yang mendengar itu langsung mengalihkan fokusnya pada Sasori yang baru saja keluar dari ruang gym pribadinya.

"Aku ada urusan sebentar." Jawab Sakura singkat.

Sasori menatap Adiknya itu lekat yang membuat Sakura tidak nyaman dan balik menatapnya penuh tanda tanya. "Ada apa?"

"Aku?" Sasori balik bertanya.

"Hm, kau menatap ku begitu" Ucap Sakura, kemudian kembali menikmati roti selai miliknya.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu."

Sakura menghentikan kegiatan sarapan paginya, Gadis itu beralih menatap Sasori. "Sepertinya penting, apa?"

"Apa kau tau perihal perusahaan baru yang menggunakan nama Marga nenek?" Tanya Sasori.

"Hm?" Sakura menautkan kedua alisnya, gadis itu tampak bingung.

"Senju Corp, nama perusahaan itu." Tukas Sasori.

"Aku pernah mendengar ini sebelumnya tapi dari siapa ..." Sakura tampak berpikir berusaha mengingat kembali. "Aaa... Dari kau dan juga Itachi-nii" Lanjutnya kemudian melahap sepotong roti miliknya yang tersisa.

"Apa kau yakin tidak tau apa-apa perihal ini?" Tanya Sasori.

"Apa aku terlihat seperti orang yang mengerti dengan situasi kalian para pengusaha?" Sakura balik bertanya. "Aku ini dokter kalau kau lupa."

"Lantas siapa yang berani mengambil alih nama itu jika tanpa sepengetahuan keluarga kita." Sasori tampak berpikir.

Sakura mengedikan bahu acuh.
"Kerabat jauh Nenek? Kau sudah bertanya pada Nenek?" Tanyanya sesaat kemudian.

"Belum." Jawab Sasori pelan.

"Baka!" Sasori menatap Sakura tajam, ia tak suka Sakura mengatainya begitu. Merasa ada yang Salah Sakura langsung tersenyum malu. "G-gomen Saso-nii"

"Seharusnya kau bertanya terlebih dahulu pada Nenek, ia pasti punya lebih banyak informasi yang kalian butuhkan." Lanjutnya.

Sasori tampak berpikir, 'kenapa aku tidak kepikiran sampai kesana' Sasori merutuki kebodohannya.

"Tunggu apa lagi?," Sakura merapikan penampilannya, ia hendak beranjak dari meja makan. "Langsung tanyakan saja pada nenek, aku berangkat dulu." Lanjutnya sambil melambai kemudian berlalu pergi.

Sasori masih terdiam di tempatnya, tatapannya masih setia menatap kosong ke arah pintu utama yang baru saja dilalui Sakura beberapa menit yang lalu.
"Tapi kenapa aku merasa curiga pada Sakura tentang semua ini?" Ucapnya pelan. Sasori menghelah nafas kasar, ia sebenarnya malas mengurus hal yang bukan mengenai perusahaannya.

"Ada baiknya aku bertemu nenek dulu." Sasori kemudian bergegas membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena keringat itu.

___oOo___

"Selamat Uzumaki-sama, anda akan segera menjadi seorang ayah." Naruto yang mendengar ucapan dokter yang menangani Hinata itu langsung terdiam untuk beberapa saat. Pria jakun itu tampak masih mencerna kata per kata yang baru saja ia dengar.

"Usia kandungan istri anda sudah memasuki minggu ketiga, masih sangat rentan." Jelas si dokter. Wanita berjas putih itu tampak mengambil secarik kertas. "Untuk vitamin yang perlu dikonsumi oleh Hinata-san sudah saya resepkan disini." Si dokter menyerahkan kertas itu pada Naruto yang masih bergeming ditempatnya berdiri saat ini.

"Dia terus merasa mual, apa itu tidak apa-apa?" Akhirnya Naruto membuka suara untuk pertama kalinya.

"Itu sangat normal untuk ibu hamil di usia kehamilan seperti Hinata-san, morning sickness adalah hal yang wajar" Jelas si dokter sopan.

My Beautiful Doctor [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang