Chapter 27

1.3K 123 17
                                    

Sasuke menatap tajam Itachi dan Sasori bergantian, tak ada senyum disana. "Sudah aku katakan berkali-kali padamu, Sarada alergi pada kacang." Sasuke memulai pembicaraan. Rahangnya mengeras menahan emosi yang hampir meledak.

"Aku tidak sengaja." Balas Itachi masih membela diri.

"Tidak sengaja?, Apa kau menganggap alergi adalah hal sepele!?" Sasuke frustasi. "Aku bisa menghabisimu meski kau adalah saudaraku." Ancam Sasuke. Pria itu cemas Itachi tau, pasalnya ini adalah kesekian kalinya Sarada di rawat.

Memang benar bahwa Itachi tidak tau bagaimana Sarada bisa memakan roti isi selai kacang, Itachi bahkan tak tau darimana roti itu berasal. Satu-satunya orang yang tau hanya Sarada sendiri.

"Dengar, aku hanya mengajaknya jalan-jalan karena dia memintaku untuk membeli bingkai, setelah itu aku berpamitan menuju meja kasir beberapa menit tidak ku sangka roti itu sudah ada padanya, aku tidak curiga itu jelas. Karena kami mampir ditoko kue sebentar sebelum ke toko perlengkapan." Jelas Itachi. "Yang jelas bukan aku yang membelinya." Lanjutnya.

Sasuke tak menanggapi, pria itu kalut dengan isi kepalanya saat ini. "Apa kalian tidak berpikir bahwa ini adalah ulah orang lain?" Sasori memberikan usulan.

Itachi menatap Sasori sebentar lalu beralih menatap Sasuke yang masih bergeming ditempatnya duduk saat ini.

"Sangat tidak masuk akal jika Itachi yang melakukan itu pada Sarada." Lanjut Sasori.

Sasuke masih tidak mengatakan apapun, pria itu tertunduk lesu menunggu hasil pemeriksaan Sarada, saat ini dia hanya ingin bertemu dengan putrinya itu.
"Uchiha-sama, silahkan ikut dengan saya." Tanpa pikir panjang pria berambut emo itu mengikuti kemana Shizune akan membawanya.

"Dokter Sakura-san akan menjelaskan semuanya pada anda." Ucap Shizune mempersilahkan Sasuke masuk.

"Sebagai orang tua kau termasuk tidak peduli pada keselamatan anakmu Sasuke-san." Baru saja Sasuke masuk dan langsung di sambut dengan cercaan seperti ini.

"Jika saja Sarada-chan terlambat dilarikan kerumah sakit mungkin kita akan kehilangan gadis kecil itu." Lanjutnya.

Sasuke masih bergeming, ia benar-benar bungkam, sebab apa yang dikatakan Sakura benar. "Akibat dari keteledoran kalian, Sarada mengalami pembengkakan di tenggorokan sehingga membuat dia susah menelan, beberapa menit lalu dia mengalami sesak napas dan ... Tekanan darahnya menurun drastis." Jelas Sakura. Ia sama sekali tak berniat menatap ke arah Sasuke yang berdiri tak jauh darinya.

Rahang Sasuke kembali mengeras saat mendengar semua penjelasan dari Sakura, ia benci mendengar semua itu, ia tak suka Sarada jatuh sakit seperti ini.
"Terimakasih sudah menyelamatkan nyawa putri saya." Tak ada jawaban dari Sakura, wanita itu sibuk memutar ballpoint ditangannya sambil menunduk dalam-dalam, dia benar-benar tak mau melihat Sasuke.

"Apa saya sudah bisa bertemu Sarada?" Tanya Sasuke ragu.

"Hm." Jawab Sakura dingin. Jika selama ini Sakura yang mengeluh tak mengerti ucapan Sasuke, Kali ini Sasuke yang tak mengerti dengan kata 'hm' yang Sakura lontarkan.

"Saya permisi." Sasuke langsung berbalik dan pergi begitu saja.

"Dia benar-benar bodoh." Ucap Sakura dengan suara bergetar. Yah, Sakura menangis. Wanita itu tak lagi mampu membendung air matanya. "Bagaimana bisa mereka membiarkan Sarada memakan kacang" Isak tangis Sakura semakin menjadi, dia juga khawatir pada Sarada.

"Saku, hei kau kenapa?" Tanya Sasori yang baru saja tiba.

"Sarada-chan ..." Sakura masih terisak, ia menutup wajahnya.

"Ada apa dengannya? Sarada baik-baik saja kan?" Tanya Sasori pria itu sedikit panik melihat Sakura dengan kondisi seperti ini.

"Gadis itu harus menahan sakit karena ulah orang dewasa yang hanya terlihat dewasa tapi tak memiliki akal." Oceh Sakura. Dan itu semua di dengar oleh Itachi yang juga menyusul Sasori.

My Beautiful Doctor [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang