Part 1

121K 2.4K 4
                                    

Happy Reading.









Suara pintu terbuka terdengar, membuat Fazio yang sedang membaca berkas di meja langsung mendongak. Menghela napas melihat Mommy-nya yang datang, Fazio kembali menunduk, membaca berkas.

"Berhenti bersikap kurang ajar, Fazio." Carina—Mommy Fazio, mengucapkan itu dengan suara kesal.

Menutup berkas, Fazio menatap perempuan yang melahirkannya sambil menghela napas pelan.

"Aku tidak mau dijodohkan, Mom," tegas Fazio.

"Kau harus menikah. Perusahaanmu membutuhkan penerus," ucap Carina.

"Ada Maxi. Aku bisa memberikan perusahaan ini untuknya," balas Fazio.

"Maxi juga akan punya perusahaan sendiri dari Daddy-nya," ucap Carina semakin kesal.

"Lalu apa masalahnya? Dia bisa menggabungkan dua perusahaan nantinya," balas Fazio datar.

Carina menghela napas, berbicara dengan Fazio selalu membuat tekanan darahnya naik. Maxi Valentino adalah anak dari Carla Marchetti—adik Fazio, yang menikah dengan Nico Valentino, salah satu pengusaha sukses di Italy.

Meski bersikap dingin dan datar, Fazio sangat menyayangi Carla dan Maxi. Maka dari itu, bukan hal tidak mungkin bagi Fazio memberikan hartanya untuk Maxi.

"Mom tidak mau tahu, besok di acara keluarga Ricci, kau harus berkenalan dengan sepupu Elara," tegas Carina.

Fazio memilih diam, membuat Carina semakin kesal, tapi Carina berusaha menyabarkan dirinya.

"Nanti sore, Mom tunggu di butik Auntie-mu." Carina kembali bersuara.

"Untuk apa?" tanya Fazio.

"Tentu saja mengukur ulang tubuhmu. Terakhir kali, ukuran pakaianmu bertambah, bisa jadi sekarang bertambah lagi," jawab Carina.

"Okay," ucap Fazio, tidak berniat membantah Carina.

"Kalau begitu, Mom pamit," balas Carina.

"Hmm." Fazio hanya berdeham.

Carina kembali menghela napas melihat sikap anaknya semakin dingin dan datar saja.

***

Sore hari, sebelum pulang ke mansion-nya, Fazio menuju butik Auntie-nya. Mengemudi sendiri, Fazio mengemudikan mobil sport-nya dengan kecepatan tinggi.

Sampai di butik, setelah memarkirkan mobilnya, Fazio keluar dari mobil. Baru beberapa langkah, suara perempuan yang selalu mengganggunya terdengar.

"Oh my God, Z!" serunya.

Ara, perempuan yang berseru kencang itu adalah Elara. Fazio menoleh, menatap Ara yang kini melangkah mendekat ke arahnya.

"Berhenti menggangguku," ucap Fazio dengan wajah dan suara datar.

"Ck. Kau ini, apa tidak ada kalimat lain, selain berhenti menggangguku?" tanya Ara dengan wajah kesal.

CRAZY LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang