Part 17

34K 1.6K 91
                                    

Happy Reading.









Sampai di mansion, Fazio langsung bertanya pada Pippa di mana Ara. Setelah Pippa mengatakan Ara di kamar, Fazio langsung menuju kamar.

Fazio membuka pintu kamar. Melihat Ara sedang fokus menatap iPad dan laptop, sampai tidak mendengar suara pintu terbuka, Fazio melangkah menghampiri Ara.

"Apa yang kau dapat?" tanya Fazio.

Ara tersentak kaget, langsung menoleh. "Kenapa aku tidak mendengar suara pintu terbuka?" Ara justru bertanya hal tidak penting.

"Apa yang kau dapat?" Fazio memilih mengulang pertanyaannya.

"Ah... aku berhasil menemukan pelaku penembakan tadi, tapi dia pakai masker dan topi. Namun dari postur tubuhnya, aku seperti pernah melihatnya," jelas Ara sambil memberikan iPad-nya ke Fazio.

Fazio menerima iPad Ara, lalu menatap foto pria yang memegang pistol. Sementara Ara menatap Fazio dengan wajah berpikir. Ara tidak heran, Fazio langsung pulang, dan sudah tahu apa yang terjadi dengan dirinya.

Meski bersikap biasa saja, Ara tetap sadar bahwa dirinya selalu diikuti ke mana pun dirinya pergi. Bisa dipastikan, salah satu atau bahkan beberapa orang yang mengikutinya adalah suruhan Fazio. Selebihnya entah suruh siapa, Ara tidak peduli.

"Apa kau mengenal pria itu?" tanya Ara, melihat wajah Fazio terlihat marah.

Fazio meletakkan iPad Ara di meja, lalu menatap Ara dengan wajah serius.

"Kata orang suruhanku, kau menerima kertas dari pelayan restoran. Apa isi kertas itu?" Fazio justru balik bertanya.

"Nyawa dibayar nyawa. Itu isi kertas itu," jawab Ara sambil mengambil kertas yang tadi dirinya masukkan ke dalam saku blazer.

Fazio mengambil kertas di tangan Ara, lalu membaca isi kertas itu. Fazio kembali menatap Ara dengan tatapan serius.

"Mulai sekarang, bawa pistol ke mana pun kau pergi," ucap Fazio.

"Are you kidding me?" tanya Ara, menatap Fazio dengan tatapan tidak percaya.

"Apa aku terlihat bercanda?" Fazio justru balik bertanya.

"Z, aku bisa ditangkap polisi jika terdeteksi membawa senjata," ucap Ara.

"Polisi tidak akan menangkapmu," balas Fazio.

"Memangnya siapa pria itu?" tanya Ara penasaran.

"Gunakan otakmu untuk mencari tahu dan mengingat sendiri," jawab Fazio.

"Ck. Kau ini menyebalkan sekali," decak Ara dengan wajah kesal.

"Ingat pesanku, mulai sekarang bawa pistol ke mana pun kau pergi," ucap Fazio.

"Kalau begitu, antar aku ke mansion orang tua-ku. Mengambil pistolku di sana," balas Ara.

"Kau bisa memakai pistolku," ucap Fazio.

"Ikut aku," ajak Fazio sebelum melangkah lebih dulu menuju pintu kamar.

Ara bangun dari duduknya, langsung menyusul Fazio. Keduanya menuju salah satu ruangan yang berada tidak jauh dari kamar Fazio. Sampai berhenti di salah satu pintu, Fazio menempelkan sidik jarinya dan memfokuskan retina matanya.

CRAZY LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang