Part 8

48.2K 1.5K 24
                                    

Happy Reading.









"Ara, apa harus hari ini juga kau ikut dengan Fazio?" tanya Chiara melangkah mendekat.

"Harus, Mom. Karena aku tidak ingin Z berubah pikiran," jawab Ara.

Chiara menghela napas, lalu menatap Fazio. "Auntie mau bicara denganmu," ucap Chiara.

Fazio hanya mengangguk. Ara yang mengerti langsung pamit ke kamarnya untuk mengambil koper dan tas-nya. Begitu pun dengan Gavrilo, kembali ke ruang kerjanya.

Kini hanya tinggal Chiara dan Fazio. Chiara menggenggam lembut tangan Fazio, menatap Fazio juga dengan sorot mata sangat lembut. Fazio membalas genggaman tangan Chiara, meremas lembut tangan Chiara.

"Auntie percaya padamu. Mungkin kau belum mencintai Ara, tapi Auntie mohon jangan menyakitinya. Setidaknya, pikirkan janin dalam kandungan Ara," ucap Chiara.

Fazio hanya mengangguk, karena mendadak tidak mampu mengeluarkan suaranya. Tidak pernah berbicara dengan Mommy-nya seperti ini, membuat Fazio tidak tahu harus berkata apa.

Chiara dan Carina jelas berbeda. Maka dari itu, Fazio menyayangi keduanya juga dengan cara yang berbeda.

Mengenal keluarga Ricci sudah sangat lama, tapi Fazio tetap belum juga terbiasa dengan kelembutan dan kebaikan Chiara.

Langsung memeluk Fazio, Chiara mengucapkan terima kasih pada Fazio. Sebagai seorang ibu, Chiara bisa merasakan bahwa Fazio dapat dipercaya.

Meski tidak ada yang tidak mungkin. Namun, setidaknya untuk saat ini, semua akan baik-baik saja. Itu yang Chiara yakinkan pada dirinya.

Fazio mengusap lembut punggung Chiara. Sampai pelukan terlepas, Fazio berusaha tersenyum saat melihat Chiara tersenyum menatapnya.

"Mom, jangan menatap calon menantumu seperti itu. Nanti Z bisa menyukaimu."

Suara Ara terdengar. Fazio dan Chiara langsung menoleh. Chiara melangkah menghampiri Ara.

"Kau ini selalu saja bercanda," ucap Chiara.

"Aku tidak bercanda, Mom. Z benar-benar bisa menyukaimu kalau kau terus menatapnya dengan senyummu yang sangat cantik itu," balas Ara.

Chiara terkekeh pelan sambil mencubit hidung Ara, membuat Ara tertawa.

"Jangan membuat Fazio pusing karena kelakuanmu. Ingat, kau sedang hamil, jadi jangan berbuat aneh-aneh," ucap Chiara.

"Aku bukan anak kecil. Memang hal aneh apa yang akan aku lakukan?" tanya Ara terkekeh.

"Kau bisa saja membakar mansion Fazio, karena lupa mematikan kompor. Seperti kau hampir membakar mansion ini," jawab Chiara.

Ara tertawa pelan, karena apa yang Mommy-nya ucapkan benar, dirinya pernah hampir membuat mansion kebakaran, karena lupa mematikan kompor.

"Baiklah. Aku akan berusaha agar tidak membakar mansion Z. Tapi aku tidak janji, tidak akan membuat mansion itu hancur," ucap Ara.

"Kau ini." Chiara terkekeh sambil menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Ara.

"Aku pamit. Kalau Mom merindukanku, hubungi aku kapan pun," ucap Ara.

CRAZY LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang