Part 11 - Ingatkah?

330 47 60
                                    

Jari lentik itu mulai ada pergerakan kecil diikuti respon halus kaki jenjang yang terekspos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jari lentik itu mulai ada pergerakan kecil diikuti respon halus kaki jenjang yang terekspos. Sesaat kemudian saraf-saraf halus pada wajah itu menarik-narik mulai bekerja kembali, memberi kesadaran pada seorang wanita secara perlahan, sedikit demi sedikit.

"Hehhhhhh"

Kepala itu bergerak lalu matanya perlahan terbuka. Sangat membutuhkan waktu bagi indera lihat itu memberi sinyal dan respon pada otaknya saat ini.

Dalam posisi menyamping saat ini, pandangannya terhalang sesuatu, ia masih tak merespon, ia diam dengan masih mengumpulkan nyawa dan kepekaan inderanya kembali tanpa merubah posisinya sama sekali.

Mata itu akhirnya mulai menyipit lalu membulat menyadari jika pandangannya itu dihalangi oleh dada seorang lelaki dalam jarak yang sangat dekat meski tak menempel. Ia juga mulai dapat merasakan jika ada tangan besar yang berada dipinggangnya. Jantungnya mulai memberi respon yang seru. Reflek kepalanya terangkat, menghadap pada wajah pemilik dada dan tangan besar tadi. Wajah itu menghadap padanya, semakin membuat matanya melebar maksimal. Ia bingung ketika ternyata sosok yang masih memejam tenang itu ia kenali.





Seketika ia menyadari hal lain, wanita itu membuka selimut yang menutupinya, melihat tubuhnya dan tubuh lelaki itu. Ia melihat tubuhnya masih berbalut dress minim yang ia pakai semalam, namun bagian bawah dress itu terangkat menampilkan pakaian dalamnya. Sedangkan tubuh lelaki didepannya juga terbalut kaos putih polos, bagian bawahnya pun tak terbuka sama sekali. Ia sedikit lega. Namun bingung, benar-benar belum mengerti situasi.

Ia merubah arah tubuh bagian atasnya, melihat kondisi sekitar, dimana ia berada.


"Hotel??!!?"

Kepalanya terasa berat dan perutnya terasa mual.


Ia kembali menatap lelaki yang masih bernafas teratur didepannya ini. Keberadaannya bersama lelaki yang sudah lama tak ia temui ini, membuatnya berpikir keras. Bagaimana bisa?
Tapi wajah itu terus ia tatap, ia berdebar.


Tangan lelaki itu masih berada di pinggangnya, walaupun wanita itu sudah memberi sedikit jarak diantara mereka.

Lisa, wanita itu kembali mengingat apapun yang bisa membuatnya mengerti keadaan. Namun untuk sekarang yang ia ingat hanya ia pergi minum sendiri tadi malam dengan nekat karena satu peristiwa yang masih membuatnya sakit jika diingat lagi. Sisanya ia tak tahu.

















"Hei"

Saat Lisa masih berusaha mengingat dalam kondisi memandangi wajah damai yang masih lelap itu, sang lelaki dengan perlahan membuka matanya, ia tersadar dengan disuguhi wajah wanita yang tak berkedip padanya.


"Edel" suara seraknya menyapa lembut.

"Mingyu" lirih Lisa pelan dengan wajah yang penuh pertanyaan.



Bicara Sekali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang