Part 8 - Aku Melihatnya

334 50 40
                                    

Maret 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maret 2020

Bibirnya menempel pada sedotan yang dari cup bening berisi minuman dengan potongan buah peach didalamnya. Ia menaiki eskalator menuju lantai yang lebih atas, sendiri. Malam ini ia sudah memiliki janji dengan seseorang untuk bertemu disini, tepatnya disalah satu bioskop ternama. Seharian tadi ia dan pekerjaannya yang  lumayan  menguras seperti biasa telah ia selesaikan lebih awal. Besok memang libur akhir pekan, jadi malam ini ia merasa lebih santai. Sebelum waktu bertemunya dengan seseorang itu, ia bahkan sempat berkeliling sebentar untuk sekedar window shopping.

Lisa, wanita itu telah berada dilantai bioskop tempat temu janjinya, namun karena memang ia datang sedikit lebih awal, ia langsung duduk di satu bangku yang tak ditempati siapapun saat ini. Wanita itu sudah tahu jika seseorang itu masih belum sampai, hingga ia hanya duduk dengan tenang meminum minuman yang dibawanya dengan mengotak-atik ponselnya. Rautnya menunjukkan pada sekitar jika ia tidak ingin diganggu, intinya tidak ada keramahan dari auranya saat duduk sendiri disana.

Cukup ramai orang malam ini yang mengantri memilih film yang ingin ditonton dan membeli tiketnya. Kebanyakan diantaranya memang anak muda dan pasangan.

Mata Lisa sesekali meneliti pada tampilan film dan juga jam tayangnya yang dapat ia lihat dari tempatnya duduk meski pada posisi menyamping. Lalu melihat pesan di ponselnya, dari seseorang yang ditunggu, ia kembali duduk dengan tenang dan elegan disana.

Ketika kegiatan menunggu itu mulai membosankan baginya, ia mulai tegak dan ikut berdiri mengantri pada urutan terakhir. Diantara beberapa penghuni antrian di barisan  yang berjarak lumayan jauh didepannya, maniknya berhenti pada kepala yang terlihat diantara kerumunan antrian. Lisa melihatnya. Melihat seseorang yang sudah lama tak ia lihat. Mungkin sekitar 8 bulan lalu setelah insiden sepatu yang membawa kisah sehari bersama sosok itu. Sampai saat ini cerita sehari itu belum terlupakan. Hanya saja tidak ada lagi pertemuan yang terjadi setelah hari itu antara ia dan Mingyu, lelaki yang ia lihat saat ini.

Lisa tak berkedip memperhatikan dari arah belakang, tak jarang pandangannya terhalangi beberapa  orang didepannya. Lelaki itu terlihat berbicara pada seseorang disebelahnya dengan serius kadang tersenyum hangat. Tak lama berselang, dapat Lisa lihat dengan jelas jika lelaki itu sedang bersama seorang wanita. Sepertinya Mingyu dan sosok wanita memiliki relasi yang istimewa jika dilihat dari gesture tubuh keduanya.



Lisa hanya memperhatikan, disisi lain ia mengamati wajah lelaki itu dari arah samping. Ia hanya sudah lama tak melihatnya, sehingga ingin memuaskan diri melihat tiap lekuk dan raut lelaki bernama Mingyu itu.

Entah karena panggilan hati atau memang merasa sedang diperhatikan, lelaki itu sekilas melihat kebelakang tepat pada Lisa, kemudian mengulang pandangannya seolah mendapat kejutan dari apa yang sekilas tadi sempat ia lihat. Keduanya bertemu dalam pandang. Reaksi lelaki itu hanya disalurkan dari binarnya yang terlihat menyala namun dalam. Selanjutnya lelaki itu memberikan senyum manis yang sangat lembut dengan memiringkan sedikit kepalanya, memberi sapaan lewat gesture-nya. Lisa kemudian menarik sedikit sudut bibirnya lalu mengangkat kedua alisnya seolah menjawab sapaan itu sekedarnya, tidak berlebihan.

Bicara Sekali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang