Part 12 - Traktir

355 38 49
                                    

Februari 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Februari 2021

Siang dalam aktivitasnya, Lisa sudah duduk bersama 3 orang lainnya dalam urusan pekerjaan. Pertemuan itu dilakukan di sebuah coffee shop yang terletak diantara gedung menjulang tinggi, area sibuk perkantoran. Lisa bersama seorang rekan kerjanya sedang berbincang dengan klien mereka setelah tadi makan siang bersama. Meski ini urusan pekerjaan, tapi perbincangan mereka terdengar santai dan cukup hangat seperti seorang teman dan kenalan. Saat ini Lisa dan rekan kerjanya itu sedang mendengarkan keinginan klien mereka yang merupakan seorang atlet nasional yang datang bersama calon istrinya. Mereka sedang membahas persoalan investasi.

Laptop milik Lee Hi, rekan kerja Lisa telah terbuka sejak tadi menjadi media untuk memaparkan banyak hal. Klien mereka pun saat ini sedang mengamati beberapa paparan dari layar tersebut sambil terus bertanya mengenai banyak hal. Lee Hi dan Lisa bergantian berbicara meski lebih dominan rekan Lisa tersebut, mengingat ia juga lebih senior dibandingnya.



"Jadi, sudah punya pilihan?" tanya Lee Hi pada pasangan klien yang duduk didepannya.


"Hmm... Ini benar-benar pilihan yang tak mudah ya ternyata"

"Padahal awalnya aku sudah mantap dengan pilihanku tapi setelah mendengarkan dari banyak sisi, banyak faktor, aku jadi kembali ragu. Haha"


"Itu biasa dan sangat wajar" jawab Lisa dengan tawa hangat.

"Klien kami yang lain pun biasanya sudah punya pilihan diawal, tapi setelah kami mendengar kebutuhan mereka ternyata tidak sesuai dengan pilihan mereka diawal, makanya kami arahkan kembali agar lebih tepat sasaran" lanjutnya.

"Sini saya perlihatkan lagi gambaran lainnya" Lee Hi segera membuat klien ini menjadi lebih jelas dan paham kelebihan dari tiap pilihan yang ditawarkan.


Coffee shop yang konsepnya mirip rumah kaca itu sedang penuh sejak jam makan siang tadi. Baik yang minum ditempat maupun pada antrian take away semua terlihat ramai.

Seorang lelaki tinggi melangkah masuk melewati pintu kaca dengan setelan semi casual. Ponselnya sedang menempel pada kupingnya, namun ia tampak melirik-lirik display menu di bagian dinding atas. Lalu masuk pada antrian, masih dengan ponsel yang menempel.




Dalam perbincangannya, Lisa sempat teralihkan perhatiannya pada pintu masuk kaca yang tembus pandang dari arah duduknya. Figur yang tertangkap inderanya membuat pandangannya tak segera beralih. Tidak mudah untuk dapat bertemu dengan figur itu. Tapi ini hanya sebulan berjarak dari pertemuan terakhir mereka, binar Lisa sedikit memancar lebih terang karenanya.






Bicara Sekali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang