Mingyu melangkah mantap dengan ponsel yang masih melekat ditelinga kanannya, ia menyusuri bandara tersebut menuju tempat yang telah menjadi janji temu dan tujuannya kesana. Lisa ada disampingnya, ia tak mengizinkan wanita itu menunggunya sendiri di dalam mobil. Tanpa beban, ia mengajak Lisa ikut dengannya. Lisa sendiri tak bertanya tentang apa tujuan lelaki itu kesana.
Yang Lisa lihat, aura Mingyu kembali berubah seketika setelah menapak di bandara itu, serius dan cukup dingin.Dari kejauhan Lisa melihat seorang lelaki berpakaian rapi namun tidak terlalu formal melihat kearah lelaki disebelahnya ini, kearah mereka. Lelaki yang tadi menempelkan ponsel di telinganya seketika menurunkan alat komunikasi itu kembali, sama halnya dengan Mingyu.
Ternyata benar, kearah lelaki tadi itulah langkah Mingyu mengarah.
Lelaki tadi pun berjalan mendekat, menyambut Mingyu dengan berkali menunduk memberi hormat dan meminta maaf."Selamat sore, Tuan"
"Kami benar-benar meminta maaf telah mengganggu waktu libur berharga Anda"
" Maaf sekali"
"Dimana?" tanya Mingyu pada lelaki tadi.
"Disana Tuan, didalam" tunjuknya.
Lelaki tadi menyadari keberadaan Lisa yang datang bersama Mingyu lalu memberi hormat padanya meski tercetak wajah bertanya pada raut lelaki itu.
Lisa hanya membalas sewajarnya. Lantas dari tempatnya, Lisa dapat melihat ada dua orang yang menunggu pada sebuah launge yang ada dibandara tersebut. Seorang wanita dan seorang lelaki lainnya.
Mingyu melangkah masuk sesekali melihat kearah Lisa, memastikan jika wanita itu masih mengikuti langkahnya.
Dua orang disana sudah berdiri dengan ketika mereka mendekat.
"Maafkan saya, Tuan"
"Ini benar-benar kelalaian saya"
ucap wanita yang berdiri diantara meja disana.Kedua orang tersebut terlihat tidak dalam kondisi baik ketika melihat Mingyu, namun keduanya memberi sapa hormat pada Lisa yang datang bersama Mingyu, meski terkesan sedikit meneliti keberadaan dan tampilannya.
Mingyu segera duduk, kemudian menarik halus tangan Lisa agar duduk disebelahnya. Dengan gerakan yang sangat elegan, Lisa mengambil posisi. Dapat Mingyu lihat dengan jelas bagaimana aura wanita yang ia ajak itu berubah seketika, mencerminkan citra elegan dan tak tersentuh. Seperti yang selama ini ia lihat.
"Mana?" tanya Mingyu serius pada tiga orang yang menunggunya itu.
"Ini Tuan. Ada dua yang belum" wanita tadi mengeluarkan dua lembar berbeda tepat dihadapan Mingyu.
"Kemarin lembar yang ini tidak terbawa oleh saya pada sekretaris Anda, Tuan"
"Iya kami baru menyadarinya tadi saat dalam perjalanan ke bandara" jelas lelaki yang duduk bersebelahan dengan wanita yang menyerahkan kertas tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bicara Sekali Lagi
FanfictionTak ada kesempatan berbicara kembali setelah kejadian yang membubarkan segalanya. Meski saat kesempatan itu datang pada akhirnya, tidak juga ada bicara atau mungkin memang keduanya sudah apatis hingga merasa semua akan sia-sia. Haruskah mereka bic...