Part 2 - Gym

528 77 35
                                    

Maret 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maret 2019

Baru 20 menit pertama, kaki itu berlari mantap semakin cepat  pada landasan treadmill. Kegiatannya hari ini ditempat ini akan selalu dimulai dari pemanasan dengan berjalan hingga berlari 40 menit pada alat olahraga tersebut.

Jadwal Lisa setelah pulang kerja hari ini adalah work out di salah satu gym yang cukup besar di kotanya. Lisa merupakan member disana, karena ia memang rutin ke club kebugaran itu setidaknya dua hingga tiga kali dalam seminggu. Selain pada akhir pekan, ia juga memakai waktu work out malam harinya setelah selesai bekerja.

Peluhnya sudah membasahi tanktop dry fit-nya sejak tadi. Lisa tampak acuh pada sekitarnya dengan terus fokus dengan aktivitasnya. Tak lupa telinganya selalu tertutupi oleh earphone selama ia berada di tempat tersebut.

Seorang lelaki tampan mengisi treadmill yang berada tepat di sisi kanannya. Beberapa kali lelaki itu memperhatikan Lisa. Ia melihat wanita itu mulai memperlambat larinya, perlahan semakin memperlambat menuju pendinginan. Ia juga melepas sejenak earphone itu.

"Sendirian?" lelaki tampan itu mengajaknya berbicara meski masih berada pada treadmill masing-masing.

Lisa menoleh sekilas, lalu acuh. Lelaki itu tersenyum melihat wanita itu tak menghiraukannya.

"Aku baru ke club ini" ucap lelaki itu kemudian.

"Aku tak bertanya" jawab Lisa cuek.

Lelaki itu tertawa.

"Namamu siapa?"

"No name" jawab Lisa lalu kembali memakai earphone-nya disisa waktu 5 menit lagi ia akan berada pada landasan alat itu.

"Woww" ucap lelaki itu tersenyum lalu melanjutkan kegiatannya.



Lisa tak peduli, ia pun sudah biasa melakukan hal semacam ini jika berada si club kebugaran. Yang ia tahu,  orang yang datang ke tempat ini memiliki beragam tujuan. Ada yang murni untuk alasan olahraga, ada yang sekalian untuk mencari relasi bisnis,  ada yang mencari potensi untuk dijadikan model bahkan artis. Namun ada juga yang berniat mencari pasangan atau sekedar mencari partner ranjang. Lisa sendiri sejak awal murni karena alasan olahraga. Jadi sejak awal ia tak berniat mencari teman ditempat ini, hanya sekedar berbasa-basi sedikit dengan sesama wanita yang terlihat jelas memiliki tujuan yang sama dengannya ditempat ini.

Didekati berbagai lelaki selama work out pun sudah biasa ia alami disana, makanya agar tenang,  ia selalu memakai earphone dan berlagak acuh, ia sengaja memasang benteng tinggi dan kokoh agar tak di cap gampangan. Risih?  Memang. Tapi gym dimana pun sama saja. Yang penting ia konsisten dengan tujuan awalnya.


Sekarang Lisa berpindah pada Rowing machine untuk menguatkan tubuh bagian atasnya. Ia bergerak maju mundur dengan nafas yang diatur se-stabil mungkin dan dalam hitungan yang teratur. Tak jauh didepannya ada beberapa sosok yang sering ia temui sejak lama di gym ini. Salah satunya ada seorang lelaki sekitar usia diatas 35 tahunan yang selalu mengencangkan wajahnya ketika melakukan work out disini, sepertinya agar terhindar dari berbagai godaan manusia yang bertujuan lain baik lelaki maupun wanita. Di tempat seperti ini, memang tidak hanya lintas gender yang harus diantisipasi, yang se-gender bahkan lebih agresif. Mungkin ia lelaki beristri yang memang hanya berniat untuk olahraga disini tanpa ada niat lainnya, sehingga ekspresinya selalu tidak bersahabat, itu bagus.



Bicara Sekali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang