[REVISI]
Vante yang mencintai musik tapi tersadar jika suaranya hanya bergema sendirian, gemanya berwarna semu karena tidak ada gema lain yang melengkapi.
Pria muda itu kemudian bertanya-tanya.
Apa arti semua ini?
Saat menyadari hal itu, mimpi-mimpi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vante berjalan mengendap-endap melewati koridor kastil, sesekali menahan nafasnya saat melewati kamar pemain lain dalam perjalanan nya. Malam sudah larut, ia benar-benar yakin pemain lain sudah berada didalam mimpi mereka masing-masing. Tunggu dulu, biarkan Vante menjelaskan mengapa ia mengendap-endap ditengah malam seperti ini.
Kemarin pagi, saat mereka bermain bersama Edmond seharian dihalaman, ia melihat sesuatu yang aneh. Seorang wanita berambut putih panjang, warnanya yang sama dengan gaun yang digunakan wanita itu. Bukannya Vante merasa besar lepala, tapi wanita itu seperti mengawasi mereka dari gerbang besar kastil. Ia menduga pemain lain sama sekali tidak menyadari hal itu, tapi wanita itu terlihat mencurigakan. Sangat mencurigakan.
Vante bisa melihat senyum penuh arti yang wanita itu buat bersamaan dengan mata tajam yang mengarah padanya. "Vante...." Vante, pemilik nama itu sontak membeku, refleks menghentikan langkahnya saat sebuah suara baru saja mengintrupsi nya.
Ia berbalik dengan senyumnya, "Eoh, Rain!" Pemuda itu melambaikan tangannya kikuk pada Rain yang kini tengah menatap kearahnya dengan wajah datar, sesekali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena ia tertangkap basah.
"Apa yang kau lakukan ditengah malam seperti ini?" Vante bergeming selama beberapa detik, apa yang harus ia katakan pada Rain? Sepertinya mengatakan yang sebenarnya bukanlah ide yang bagus.
"Vante?"
"E-eoh? " Vante mengerjap pelan, sedetik kemudian menyengir lebar, "Hanya berjalan-jalan, aku merasa sangat bosan." Katanya. Dalam hati masih menimbang-nimbang apakah ia harus memberitahu Rain alasan mengapa ia berada diluar kamar diwaktu seperti ini.
"Ayo kembali." Ajak Rain, pemuda itu berbalik kearah koridor kamar,tidak lupa memastikan jika Vante benar-benar mengikuti langkahnya. Sedangkan Vante menghela nafas nafas pelan, mungkin ia harus mencoba lagi nanti. Ia berjalan cepat mendekati Rain, mensejajarkan langkahnya dengan sang pemain pertama itu. "Vante...." Vante lantas menoleh kearah Rain dengan kedua alis yang terangkat, tangannya yang hendak membuka pintu kamar berhenti bergerak. "Jangan penasaran dengan segala sesuatu diluar gerbang, percaya padaku, itu berbahaya." Perkataan bernada pelan yang terdengar dari bibir plum Rain itu lantas membuat Vante membeku, ia menatap lurus kearah Rain yang menatapnya dengan raut serius. "Selamat malam, jangan sampai terlambat besok pagi." Raut Rain tiba-tiba saja berubah, raut serius yang tadi dilihat oleh Vante mendadak menghilang, tergantikan wajah lembut khas Rain yang biasa dirinya lihat. Vante menganggukkan kepala nya pelan, netranya masih terpaku kearah Rain yang mulai menghilang dibalik pintu kamarnya yang ada tepat disebelah kamar Vante.
"Berbahaya?" Gumamnya pelan.
• • •
Vante berjalan cepat menuju perpustakaan yang tidak jauh dari aula, latihan selesai, dan ia butuh sesuatu untuk menghilangkan rasa penasarannya yang menggebu-gebu sejak kemarin, dan mungkin jawabannya ada diperpustakaan. Ia beberapa kali mendengar soal ramalan, sejarah, dan pengetahuan lain mengenai dunia ini dari Gwaniel, dan pemuda tinggi itu mengatakan ia membaca semuanya dari buku yang ada diperpustakaan. Tas biola yang sebelumnya ada dipunggungnya ia letakkan begitu saja diatas meja begitu memasuki perpustakaan, kemudian pemuda itu mulai berjalan melewati rak-rak besar, mencari sebuah buku yang ia cari. Sebuah buku yang bisa menjawab rasa keingintahuannya.