16. worry

119 9 0
                                    

Beberapa menit lalu setelah pemeriksaan kandungan, kini yoora menghampiri sang dokter lalu menghadapi nya, mendengarkan penjelasan.

"Kondisi kandungan nya baik, walaupun begitu harus tetap di jaga, jangan sampai kelelahan, jauhkan dari pikiran yang membebani" ujar si dokter

"Nee. ChamshamnidA" ucap yoora

"Untuk tensi darahnya normal, bila ingin melahirkan normal ku harap kau menjaganya.." ucap sang dokter kembali

"Nee. Arraseoh" balas yoora

"Oh. Ya, maaf suaminya kemana ko gak pernah ikut?" Tanya nya

"Ah.. dia sedang sibuk mangkanya dia tidak sempet mengantarkan ku memeriksa kandungan" ucap yoora gelagapan karna malu , mungkin sang dokter berfikir  kalau yoora hamil tanpa suami

"Oh begitu. Setidaknya kau minta di dampingi sang suami. Karna walau bagaimanapun suami juga harus tau kondisi kandungan nya" jelas sang dokter

"Ah. Aku selalu memeberi tahu itu, karna dia selalu menanyakan nya dan dia sangat senang mendengar kondisinya janjinya" ucap yoora tersenyum kikuk. Yang jelas jelas ia berbohong mana ada jimin bertanya soal kehamilannya. Jangankan bertanya mengelus ataupun menyentuh perutnya pun tak pernah. Jangan dikata kalau tidur pun sebenarnya salin memunggunginya.

"Oh. Baguslah.." ucap sang dokter
"Aku akan resepkan vitamin . Untuk menjaga stamina tubuh mu. Ku rasa kau sedang ada sesuatu yang di pikirkan" lanjut sang dokter

"Yee. ChamshamnidA" ucap yooora

Lalu sang dokterpun memberikan secarik kertas berisikan resep vitamin yang yoora harus konsumsi.
"Kau bisa mengambilnya di ruangan obat" ucap dokter

"Nee. ChamshamnidA. Kalau begitu aku permisi" ucap yoora lalu berdiri dari dusuknya. Dan melangkahkan kakinya untuk pergi..

"Aish.. gara gara jimil kehamilang ku sedikit terganggu" dumel yoora sambil berjalan di lorong koridor
___________

Sedangkan jimin. Pikirannya masih tak karuan. Sendari tadi ia mengabaikan panggilan yang masuk di ponselnya.. entahlah jimin kesel dengan semua ini kenapa arvia diam saja kala jungkook berada di sampingnya biasanya ia menjaga jarak , karna ia tak menyukai adiknya itu.

Ayolah jimin. Positif kan pikiran mu, "mungkin arvia hanya berlagak sok baik didepan orang orang banyak. Terlebih banyak orang yang memperhatikan nya.."

Ya jimin menepis pikiran negatifnya dengan berfikir seperti itu..Lalu ia menghela nafasnya berharap ia merasa tenang setelah pikiran yang tak tau jawabannya nya menyerang.

Drrrrttt... Dddrrrt...

Ponselnya bergetar kembali jimin memutuskan untuk melihat siapa pemanggil yang sendari tadi memanggil nya tiada henti. Ia pun merogoh ponselnya di sakunya lalu melihat nama si pemanggil

"Yoora"

Ya, wanita itu memanggilnya,dan di lihat 30 panggilan tak terjawab, seketika jimin ingat kalau yoora memintanya untuk mengatarnya ke dokter, dilihat ini pukul 12.30 , satu jam lebih ia terlambat seharusnya jika ia ingin mengantarkan yoora ia harus datang pukul 11.30,

Pikiran jimin berkecamuk, anatara malas atau ingin karna sebagai balasan yoora membantunya menjawab pertanyaan keluarga nya. Ah kalau bukan karna dia jimin tak tahu harus menjawab seperti apa.. bukan....

Sampai akhirnya jimin memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.

"Yoeboeseo??" Ucap jimin kala panghilannya tersambung. Ia memakai earphone agar tidak menggangu kemudinya..

"Chagi-ah.  Bisa kau menjemput ku?" Ucap yoora di sebrang sanah

" Eoh.. arraseoh.." ucap jimin lalu dengan segara ia mematikan panggilan itu. Ia tak mau berlama lama berbicara dengan yoora. Kalau pun bukan terpaksa mungkin jimin tak mau repot-repot menjemput nya., Dan mungkin kini yoora sedang bertanya tanya karna jarang sekali jimin mau menjemput nya.

Replecment My Husband _suami pengganti_JiKook [END📌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang