2. Insiden

984 98 210
                                    

Halloooo!! Apa kabar?

Gimana hari minggunyaa?

Sebelum baca, jangan lupa pencet vote dulu, yaa! Tinggalkan komentar disetiap baris juga, okayy?

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

★★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

Barisan siswa-siswi pembawa orkes membentuk formasi mengisi lapangan basket SMA Altair siang ini. Mereka adalah team inti Marching Band Altair yang akan mengikuti perlombaan terakhir bulan depan.

Dibarisan depan sang mayoret cantik menggerakkan tongkat mayoret dengan sangat lihai. Suara iring-iringan cymbal, bass drum dan quarto berkumandang ke penjuru sekolah, seolah memanggil para penghuni sekolah untuk datang menonton mereka.

Murid-murid berdesakan menyaksikan latihan team inti marching band yang sering mempersembahkan piala untuk sekolah, bahkan beberapa murid sampai rela memanjat bangku beton di pinggiran lapangan, merekam aksi keren team inti marching band sekolah mereka untuk dijadikan konten.

Bersamaan dengan itu enam cowok tampan yang dijuluki Prince of Altair tiba-tiba melewati koridor menuju lapangan basket. Pesona mereka yang begitu kuat mampu mengalihkan fokus para siswi yang semula fokus menonton marching band.

Terlebih ketika Naren dengan sengaja tersenyum manis sambil mengedipkan sebelah mata. Para gadis menjerit dibuatnya.

“Gila, senyum Naren manis banget!!!”

“Naren sinting! Ganteng bangetttt!!!!”

“Naren kalo senyum gak ngotak, jink!!!”

“Sumpah, Jefano masuk sekolah???!!!”

“Jefano makin ganteng, ah sial! Di Jepang makan apaan dia sampe gantengnya berlipat ganda?!!!”

“Jefano!!!! APA KABAR??”

“Jefano doang yang ditanyain? Gue, gak ditanya?”

“ADAN APA KABAR?!!”

“Baik, cantik,” ucap Yazdan mengedipkan mata genit.

“Buaya!” cibir Naren.

“Buaya gak usah teriak buaya, Setan!”

“Jadi yang bener, Naren buaya atau setan?” tanya Uki menahan tawa.

“Setan berbentuk buaya,” kelakar Haikal langsung mendapat tos semangat dari Yazdan.

“Sialan! Awas lo, ya, Kal. Bunga utang rokok lo gue naikin,” ujar Naren membuat Haikal menyengir menunjukkan dua jari tanda damai.

“Kenapa berhenti disini, sih? Rame banget. Risih,” ujar Rendy. Dirinya memang tak suka berada di keramaian.

LJN ⨾ 3 Months with JefanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang