20. Belanja Bulanan

556 90 161
                                    

Hai!! Apa kabar?

Puasanya gimana? Lancar?

Aku minta maaf, ya, karena telat update. Jujur ini baru banget selesai ngetik 7000+ words!!!

Jadi, Mama ku masak kue nastar hari ini. Aku ikut bantuin sedikit makanya telat update. Maaf, ya.

Aku ingatkan, sebelum baca jangan lupa pencet vote dan ramaikan komentar kalian!!!

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

★★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

Burung Pingai berkicau merdu menyambut kedatangan Sang Mentari dengan sinar jingga menghangatkan Bentala. Alarm ponsel bercase bening dengan foto seorang gadis berambut pendek berbunyi cukup nyaring, tak ragu mengusik tidur nyenyak lima cowok tampan di ruang tamu unit apartemen nomor 423.

"Hngg, alarm siapa woi??? Matiin!!!" racau Haikal, berguling ke kanan tanpa sadar menabrak tubuh Uki.

"Kaki lo, Kal," tegur Uki, mengucek mata beberapa kali sebelum bangkit.

Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, Uki mengambil ponsel Rendy, mematikan alarm yang telah membangunkan tidurnya.

Uki melihat tangan Rendy meraba keatas meja seperti sedang mencari ponsel. Tanpa pikir panjang Uki berikan ponsel tersebut ke tangan sang empunya. "Nih, hp lo!"

"Emm." Rendy melihat jam di ponsel, lalu mengusap wajah dan duduk bersandar kaki sofa.

"Bangun, bangun. Udah pagi, woi!!" Uki menendang kaki Haikal dan menepuk lengan Yazdan disebelahnya.

"Narendra!!!" jerit Uki.

Yang dipanggil namanya terkejut bukan main. Seketika mata Naren terbuka lebar, tubuhnya pun bangkit dari sofa. "Hah?"

"Udah pagi, Ren. Bangun," ujar Uki.

Naren melihat Uki dengan kesal. "Bisa, kan, gak usah teriak? Gue kaget, anjir!"

"Ya, sori. Kalo gak teriak kagak bangun lo." Uki kembali menendang kaki Haikal. "Kal!! Bangun, elah."

"Hngg," gumam Haikal.

"Dan! Bangun," suruh Uki, menggoyangkan tubuh Yazdan tanpa henti.

"Lima menit lagi, lah." Yazdan menutupi wajah dengan jaket denim milik Naren.

"Udah jam 6, woi!! Pada gak mau pulang apa, hah?"

Naren yang hendak melanjutkan tidurnya lekas mengecek ponsel. Melihat banyak notifikasi pesan dari sang Ibunda. Naren langsung membuka pesan dari ibunya dan mengetikkan balasan.

LJN ⨾ 3 Months with JefanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang