7. Pilihan

519 83 155
                                    

Hallo, selamat malam minggu? Gimana kabarnya hari ini?

Semoga kita semua selalu sehat, aamiin.

Sebelum baca, pencet vote dulu yaa!!

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

★★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Di dalam kelas Sains A gadis berbando lilac masih betah bersembunyi ditemani dua sahabatnya. Gadis itu tidak memiliki keberanian yang cukup untuk keluar kelas, takut tiba-tiba Jefano atau anak-anak Alpheratz melakukan hal yang lebih gila daripada tadi pagi.

“La, udah sepuluh menit lo sembunyi,” ujar Indira mengingatkan. “Lo harus ke kelas Jefano kalau nggak mau dibully setiap hari.”

“Siapa yang bisa jamin kalau gue ke kelas dia, gue gak bakal dibully lagi?”

Naura mengusap punggung Starla berkali-kali. “Gue yang jamin. Jefano gak pernah kasar sama perempuan, kok. Malahan dia memperlakukan gue dengan baik banget.”

“Ya, itu karena elo pacar sahabatnya,” decak Indira. “Kalau enggak? Bisa dimakan hidup-hidup lo karena ngelawan mereka kayak kemarin.”

“Nggak mungkin, lah. Mereka makannya nasi bukan manusia,” ujar Naura santai.

“Diem, deh! Kalian berisik banget, tau nggak?” Starla mengepalkan tangannya lalu diangkat ke udara. “Gue udah siap menuju neraka!”

“Belum di apa-apain Jefano udah mulai gila,” gumam Indira bergidik ngeri.

Starla menurunkan bahunya sembari menghela napas pasrah. “Doain gue dong. Jefano nggak mungkin biarin gue lolos gitu aja. Pasti dia udah nyusun rencana buat balas dendam.”

Naura tersenyum lembut meyakinkan Starla. “Jefano baik, percaya sama gue. Lo ke kelasnya aja sekarang.”

Starla memejamkan mata sejenak kemudian menatap kedua sahabatnya, merapatkan tangan sambil berkata, “Temenin gue, ya?”

Naura dan Indira memutar bola mata malas. Langsung saja Indira menarik tangan Starla, menyeret gadis itu menuju gedung kelas Sosial.

“Gak usah narik-narik gini juga, dong, Dir!” kesal Starla.

“Kalo lo gak ditarik nggak bakal jalan, La,” sahut Naura ikut mendorong punggung Starla.

Starla berdecak kesal. “Terus lo ngapain dorong-dorong gue?!”

“Biar lebih cepat nyampe.”

“Gak perlu kayak gini juga, please. Gue makin takut,” ucap Starla tidak mendapat respon apapun dari kedua sahabatnya.

LJN ⨾ 3 Months with JefanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang