22. Initial Action

538 79 170
                                    

Hallo!! Apa kabar?

Kemarin malam gak bisa update krn belum selesai nulis gais. Gantinya sekarang yaa.

Seperti biasa, pencet vote dulu dan jangan lupa spam komentar 💘💘💘

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

★★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

Hari minggu berlalu digantikan senin yang sedikit mendung. Gadis cantik dengan penampilannya yang sudah rapi mengenakan seragam putih abu-abu sedang memilih jaket untuk dibawa sekolah—takut tiba-tiba hujan turun dan cuaca ibu berubah dingin.

Tangannya mengambil hoodie berwarna cream di gantungan pakaian. "Pake hoodie aja, deh. Jarang-jarang gue pake hoodie."

Gadis itu segera memasukkan hoodie tersebut menutupi seragam putihnya. Ia lalu mengikat rambut dengan scrunchie lilac, tak lupa memakai jepitan hitam agar poninya tidak berantakan. Pagi ini Starla terlalu malas mencatok rambut.

Mengambil tas dan ponsel di kasur, melihat diri melalui pantulan cermin guna memastikan tidak ada yang kurang dari penampilannya.

"Oke, udah. Semangat, Lala!!"

Starla kemudian keluar dari kamar, berlari agar cepat sampai di dapur. Kalau kalian berpikir Starla ke dapur untuk sarapan, maka detik itu juga kalian salah besar. Starla cukup tahu diri untuk tidak mengganggu acara sarapan keluarga bahagia yang enggan menganggap dirinya ada.

Niat Starla ke dapur hanya untuk mengisi air minum dan mengambil buah segar dari kulkas untuk ia berikan kepada Jefano.

"Lala," tegur Amara.

"Pagi, Ma."

"Pagi."

Starla segera menjalankan niatnya tanpa melihat Zakky dan Yumna menikmati sarapan mereka.

"Kemarin kamu gak kemana-mana, kan, La?"

Starla menoleh sebentar lalu menggeleng. Ia kembali fokus mengisi air minum dari dispenser. Perihal aksinya pergi diam-diam memang tidak ada yang tahu kecuali Bi Unun.

"Bagus kalau kamu gak kemana-mana. Jangan lupa hukuman yang Papa kasih buat kamu. Mama gak mau Papa marahin Mama karena kamu nakal selama Papa di luar kota."

"Iya, Ma."

"Besok Papa udah pulang. Mama harap kamu nurut sama peraturan Papa tanpa ngebantah," ujar Amara.

Starla tersenyum pedih. "Dari dulu, kan, Lala cuman bisa nurut."

"Iya, bagus itu. Jangan buat keributan mulu di rumah. Kasihan Papa emosi gara-gara kamu."

LJN ⨾ 3 Months with JefanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang