43. The Last Competition

383 33 19
                                    

Hallo, Amories!! 🙌

Apa kabar, nih? Gimana tahun 2024 sejauh ini? Happy, kan?

Untuk yang Muslim, gimana nih puasanya? Lancar?

By the way, aku mau minta maaf atas kesalahan aku yang gak bertanggung jawab udah buat kalian nunggu update. Aku minta maaf banget 🙏🏻

Ada beberapa hal yang membuat aku gak bisa update. Banyak hambatannya untuk mengetik cerita Jefano ini. Mohon maaf, ya 🙏🏻 Aku juga gak bisa janji bisa selesaikan cerita ini secepatnya, karena keadaannya benar-benar diluar kendaliku. Aku juga gak enak banget ini :((

Terima kasih banyak, ya, kalian masih stay menunggu update. Terima kasih banyak karena masih disini dan baca cerita Jefano. Terima kasih banyak masih mendukung cerita ini 🤍

Disarankan baca ulang chapter sebelumnya kalau lupa dengan cerita ini, ya. Karena jujur, aku pun lupa 😭

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

★★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

Starla dan Yumna sudah sampai di rumah sakit sebelum Arunika menampakkan sinarnya di langit. Kedua gadis itu bahkan tidak sempat sarapan lantaran terburu-buru.

Mereka memasuki lift menuju lantai empat setelah bertanya pada resepsionis dimana ruang rawat Jefano.

Dari kejauhan Starla dan Yumna bisa melihat Haikal dan kawan-kawan duduk di kursi tunggu, dengan kepala mereka bersandar pada dinding. Starla menduga, kelima cowok itu sedang tertidur.

Starla tidak enak hati jika membangunkan mereka. Namun, ia harus bertanya perihal kabar Jefano. Starla memilih membangunkan Uki, lantaran menilai cowok itu sebagai sahabat Jefano yang paling penyabar.

"Ki," panggil Starla sambil menepuk pundak Uki dua kali.

Cowok itu menggerakkan mata sambil bergumam pelan merespon Starla. "Ini jam berapa, Lala? Lo dateng kepagian," ucap Uki, menatap Starla dengan mata setengah terbuka.

"Ayam udah pada bangun dan lo bilang kepagian?"

"Ya, kan, gue manusia bukan ayam."

"Bodoamat, deh. Gue mau nanya gimana kondisi Jeno?" tanya Starla.

Uki kemudian membuka mata, memperhatikan Starla dan Yumna sebentar sebelum menjawab, "Kata Dokter Najwa seharusnya Jeno udah sadar pagi ini. Kondisinya juga udah stabil."

Starla menghembuskan napas lega mendengar kondisi Jefano baik-baik saja. "Terima kasih, Ya Tuhan, Jeno baik-baik aja," gumam Starla.

"Lala, Yumna."

LJN ⨾ 3 Months with JefanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang