6. Jefano baik?

636 85 158
                                    

Holla!

Apa kabar??? Semoga selalu baik, yaa!!

Jangan lupa pencet vote dan komentar!

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

★★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

Heran. Itulah yang ada dibenak gadis berbando lilac ketika pagi ini tidak mendapati kumpulan cowok-cowok Alpheratz di depan gerbang sekolah. Tiga hari terakhir melihat mereka berdiri menunggunya disana sudah membuat Starla bersiap-siap akan perundungan yang akan mereka lakukan. Tetapi hari ini? Tak satupun batang hidung cowok-cowok nakal itu terlihat.

Memilih abai Starla lakukan. Cepat-cepat kakinya berlari menuju kelas agar tidak bertemu dengan salah satu anggota Alpheratz yang telah membuatnya trauma terhadap sekolah.

Bagaimana tidak trauma, coba? Telur dan tepung tak pernah absen mengotori rambut serta seragam Starla. Lutut dan siku Starla pun tidak pernah absen berdarah karena ulah mereka.

Cowok-cowok nakal itu bahkan mempengaruhi seluruh murid agar memusuhi Starla. Beruntung kedua sahabat dan anggota inti Marching Band masih setia menemaninya walau mereka pun tak bisa berbuat banyak untuk membantu Starla.

Sampai di koridor lantai dua tubuh Starla setengah membeku. Dilihatnya banyak anggota Alpheratz berdiri memanjang mengisi sisi kiri dan kanan koridor. Starla semakin takut ketika satu persatu dari mereka menatap kearahnya dengan tatapan elang.

Setelah mengumpulkan tekad dan keberanian, selangkah demi selangkah Starla melewati mereka. Kepala menunduk, tangan menggenggam erat tali tas.

Diluar perkiraan Starla, tak satupun dari mereka mengganggu seperti tiga hari biasanya. Diam-diam Starla melirik tangan para cowok itu. Kosong, tak ada plastik tepung ataupun telur.

“Gue udah bebas?” gumam Starla sangat pelan.

Starla memilih untuk tidak terlalu memikirkan mereka meskipun banyak pertanyaan dibenaknya. Memanfaatkan aksi diam mereka, semakin cepat kaki Starla melangkah menuju kelas. Tanpa ia sadari, beberapa cowok menyeringai lebar.

Sampai di depan pintu kelas Starla menumpu lutut, mengatur pernapasannya terlebih dahulu.

“Lo gak dibully lagi, La?” tanya Akmal, ketua kelas Sains A.

Starla menggidikkan bahu. “Mereka diam aja waktu gue lewat. Kenapa, ya?”

“Jangan tenang dulu. Biasanya Alpheratz diam lagi nyusun rencana yang lebih kejam,” sahut Vivi semakin menakuti Starla yang sudah overthinking.

“La, sini cepetan.” Naura melambaikan tangan, “Lo udah selesai tugas Biologi, belum?”

Starla berlari menghampiri Naura. “Belum, Nau. Lihat, dong.”

LJN ⨾ 3 Months with JefanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang