Tanggal 23 Agustus.
Suasana pagi di desa Konoha terlihat begitu damai. Langit yang cerah, awan putih dan langit biru, serta angin yang bertiup pelan menciptakan suasana yang sempurna untuk memulai hari.
Beberapa warga terlihat mulai menjalankan aktivitas mereka masing masing, begitupun dengan para ninja. Shikamaru dan Temari terlihat berjalan beriringan ke arah kantor Hokage. Mereka perlu melaporkan beberapa hal terkait dengan rapat aliansi yang baru saja selesai dilaksanakan di desa Konoha.
" Hah ... ini benar benar merepotkan, seharusnya aku libur hari ini," ucap Shikamaru malas.
Hari ini memang seharusnya Shikamaru mengambil libur, namun mendadak ia 'dipaksa' membantu Temari menyelesaikan dokumen aliansi yang tentu saja dengan senang hati ia lakukan meskipun gumaman ' merepotkan ' selalu keluar dari mulutnya.
" Berhentilah mengeluh bocah, hari masih pagi," Temari berujar kesal.
Bagaimana tidak. Meski tak banyak yang tahu, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tepat hari ini Temari genap berusia 22 tahun. Dan sekarang, ia tak bisa menghabiskan hari yang spesial baginya itu di rumah. Ia berada di Konoha yang jaraknya tiga hari dari desanya, tanpa kedua adiknya, dan yang lebih parah lagi ia harus mengerjakan tugas terkait rapat aliansi. Belum lagi harus mendengarkan keluhan yang terus terlontar dari Shikamaru. benar benar cara yang bagus untuk melewati hari ulang tahunnya!.
Gaara dan Kankurou sudah meminta maaf padanya dan menjanjikan bahwa mereka akan merayakannya saat Temari kembali ke desa. Temari menghela napas, mau bagaimana lagi... dengan posisinya sebagai ambassador Suna dan wakil di Aliansi Shinobi menjadikannya sangat sibuk, dan ia tak bisa begitu saja menolak mengerjakan tugas hanya karena alasan egois seperti ulang tahun.
Temari menggigit mochi di tangannya, makan sambil berjalan bukanlah etika yang baik. Tapi Temari tak punya pilihan lain. Ia harus menyempatkan sarapan di sela sela kesibukannya.
" Hmm ... enak juga," gumam Temari.
Shikamaru memandang Temari yang sedang lahap memakan mochinya yang entah mengapa membuatnya merasa lapar juga.
" Kau mau segigit?" tawar Temari.
Tanpa pikir panjang Shikamaru langsung memakan mochi yang disodorkan Temari. Bukan segigit, tapi ia memakannya sampai habis.
" Kau!, apa yang kau lakukan?! Aku bilang segigit! Hanya segigit!" Temari berteriak marah.
" Merepotkan ... dasar pelit!" balas Shikamaru sambil berjalan mendahului Temari, mempercepat langkah agar terhindar dari amukan.
Temari benar benar kesal sekarang setelah sarapannya direbut oleh pemuda pemalas berambut nanas ini. Rasa rasanya Temari ingin menerbangkannya ke Kumo jika saja mereka tak harus menghadap Hokage pagi itu.
Lamunan Temari terhenti saat terdengar teriakan seorang pemuda memanggilnya dari jauh.
" Tema-Chan!!"
Temari berbalik dan menatap orang yang memanggilnya dengan kesal. Hanya satu orang yang ia tahu berani memanggilnya seperti itu, siapa lagi kalau bukan ...
" Tsukio!! Harus berapa kali kukatakan padamu, jangan panggil aku dengan nama menggelikan itu!!" Temari mendesis marah.
Sementara pemuda yang dipanggil Tsukio itu hanya menyengir,
" Jangan marah seperti itu ... memangnya kau tidak rindu padaku?"
Shikamaru yang berdiri di sebelah Temari sedikit mengernyit tak senang. Ia bertanya tanya, siapa pemuda di hadapannya ini yang berani memanggil Temari dengan Tema-Chan, dan lagi apa maksudnya mengatakan Temari merindukannya. Shikamaru merasa dadanya memanas.
KAMU SEDANG MEMBACA
A drabble of Shikatema week
Hayran KurguKumpulan cerita oneshoot Shikatema A tribute to Shikatema week 2021