Two

4.6K 334 108
                                    

Ello! ~ selamat hari kamis!

Happy reading!

.

.

.

.

.

Pagi hari yang cerah menyelimuti kediaman tujuh pemuda bermarga ‘thunderstorm’ itu.

Halilintar terbangun dengan rasa sesak dan panas di sekujur tubuhnya, padahal pendingin ruangan masih menyala. Tubuhnya pun tak bisa bergerak.

duh..ketindihan lagi..’ batinnya.

Ia berusaha menggerakan tubuhnya lagi setelah kesadarannya mulai terkumpul. Saat kedua netra rubynya sudah terbuka sempurna, barulah ia mengetahui penyebabnya.

Enam kembar itu tengah terlelap di sekelilingnya dengan posisi absurd.

Trio Trouble Maker alias Blaze, Taufan dan Thorn menindihnya sedangkan Solar dan Gempa memeluk pinggangnya dari samping. Kalau Ice, gak usah ditanya. Saking lelapnya dia tidur dia gak sadar kalau udah gelinding ke lantai.

Padahal ia yakin betul kalau semalam ia hanya tidur sendirian.. pasti mereka masuk diam-diam saat dirinya tertidur.

Halilintar yang tergencet di tengah tak bisa bergerak kemana mana. Ia sendiri heran bagaimana bisa mereka tidur sempit-sempitan begini di satu kasur yang sama, dan bagaimana ia bisa tidak sadar kalau enam kembar itu masuk ke kamarnya??

“gem..gempa, bangun..” sang ayah mencolek Gempa yang tidur di sampingnya, berharap anak tertuanya yang terlihat paling normal itu bisa menyelamatkannya.

Syukurnya, Gempa bukanlah kebo seperti saudaranya yang lain sehingga dia dapat dengan mudah dibangunkan.

“nggh.. oh, daddy ..met pagi” Gempa mengucek matanya lalu tersenyum simpul pada ayahnya.

“kok kalian semua disini sih? daddy gak bisa gerak..” tanya Halilintar seraya mendorong-dorong tangan Gempa menjauh darinya. Sekujur tubuhnya terasa kram dan berkeringat saking rapatnya posisi mereka.

“oh..semalem Thorn sama Solar ngotot mau tidur sama daddy , jadi biar adil kita semua kesini deh” jelas Gempa santai.

Halilintar memasang wajah datar “gak bisa biarin daddy tidur lega sehari aja gitu?”

“umm..gak bisa , dad “ Gempa terkekeh “lagian kan daddy selalu tidur bareng kita dari dulu, kita gak bisa tidur tanpa daddy “ ujarnya riang gembira.

“itu kan jaman kecil..sekarang kalian udah gede-gede tau! kan kalian udah ada kamar sendiri sendiri!” protes Halilintar.

“gak mau! pokoknya mau tidur sama daddy !” Gempa merengek seperti anak kecil dan itu cukup mengherankan Halilintar. Biasanya cuma Thorn dan Taufan yang merengek begitu.

“terserah deh..bantuin daddy bangun dong, nanti daddy telat ke kantornya. Ada rapat penting nih” pinta Halilintar menjulurkan sebelah tangannya yang tidak terhimpit pada Gempa.

Namun alih-alih membantu, Gempa malah mendekatkan wajahnya pada sang ayah lalu menciumnya. Dikira hanya ciuman singkat, tapi salah. Gempa malah melumat bibir sang ayah penuh nafsu seperti orang kelaparan, menyebabkan sang ayah melemas karena ciuman intens itu dan hanya bisa melenguh lemah.

Setelah dirasa puas, Gempa mengakhiri ciuman itu sambil tersenyum nakal. Ia mengusap bibir Halilintar yang memerah dengan jempolnya sebelum menariknya bangun.

TRUE LOVE RESTRAINT (All x Halilintar) [✔END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang